Api Unggun Jadi Saksi Ikrar Pembaruan Diri Warga Binaan Sulteng
- account_circle dicky
- calendar_month 5 jam yang lalu
- visibility 5
- comment 0 komentar

Api Unggun menjadi simbol komitmen perubahan bagi Warga Binaan Pemasyarakatan di Palu dalam Perkemahan Satya Dharma Bhakti. (Dok: Humas Ditjenpas Sulteng)
PAStime News, Palu – Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Kanwil Ditjenpas) Sulawesi Tengah bersama Kwartir Daerah (Kwarda) Gerakan Pramuka Sulteng sukses menyelenggarakan malam puncak Perkemahan Satya Dharma Bhakti Pemasyarakatan pada Jumat (18/7/2025), bertempat di Lapas Kelas IIA Palu.
Kegiatan ini tidak hanya menjadi bagian akhir dari rangkaian perkemahan, tetapi juga menjadi momen refleksi sekaligus titik awal perubahan bagi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP). Acara ini turut melibatkan jajaran Kanwil Ditjenpas Sulteng, Kepala UPT Pemasyarakatan se-Sulteng, serta para pembina Pramuka dari Kwarda dan Kwarcab.
Selanjutnya, di bawah cahaya api unggun yang hangat dan penuh makna, para WBP secara lantang membacakan janji perubahan diri. Momen ini menjadi simbol komitmen untuk meninggalkan masa lalu dan menata arah hidup yang lebih baik di masa depan.
Sementara itu, Kakanwil Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Sulteng, Bagus Kurniawan, menegaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar seremoni. Justru, menurutnya, perkemahan ini merupakan bagian penting dari pendekatan pembinaan yang menyentuh aspek moral dan emosional WBP.
“Melalui kegiatan ini, warga binaan di beri ruang untuk mengenal dan menghayati nilai-nilai kebajikan yang tertanam dalam semangat Pramuka. Harapannya, mereka tidak hanya pulang dengan status bebas secara fisik, tetapi juga matang secara batin,” ungkap Bagus.
Di sisi lain, Sunardi Cinu selaku pembina Pramuka dari Kwarda Sulteng juga menekankan pentingnya keterlibatan Pramuka dalam dunia pemasyarakatan. Menurutnya, kehadiran Pramuka adalah wujud nyata pengabdian sosial yang tidak mengenal batas.
“Pramuka hadir untuk semua kalangan, termasuk mereka yang sedang menjalani masa pidana. Justru di lingkungan seperti ini, nilai-nilai pembinaan menemukan makna sejatinya ketika kita ikut menjadi bagian dari proses pemulihan,” jelas Sunardi.
Lebih lanjut, RS, salah satu WBP yang mengikuti kegiatan, turut menyampaikan kesannya. Ia menyebut malam puncak perkemahan sebagai titik balik dalam perjalanan hidupnya.
“Saya merasa di hargai dan di lihat sebagai manusia. Api unggun tadi seperti membakar rasa sesal sekaligus menyalakan harapan baru dalam diri saya,” tutur RS.
Sebagai informasi, kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Kanwil Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Sulteng dan Kwarda Sulteng. PKS ini membuka jalur sinergi pembinaan berbasis kepramukaan di seluruh UPT Pemasyarakatan se-Sulawesi Tengah.
Dengan mengedepankan pendekatan yang fokus pada pembentukan karakter serta penanaman nilai-nilai positif, Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Sulteng terus menunjukkan bahwa pemasyarakatan adalah ruang untuk bertumbuh dan berubah—bukan sekadar tempat menjalani hukuman.
- Penulis: dicky