Satu Tikar, Satu Rasa: Menteri Bareng Warga Binaan
- account_circle Adilman Zai
- calendar_month Rab, 30 Jul 2025
- visibility 11
- comment 0 komentar

Momen hangat dan penuh makna terasa di Lapas Perempuan Kelas IIA Malang, saat Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan Agus Andrianto melakukan dialog bersama, Selasa (29/7).
PAStime News, Malang – Momen hangat dan penuh makna terasa di Lapas Perempuan Kelas IIA Malang, Selasa (29/7). Momen itu berlangsung saat Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan Agus Andrianto bersama Dirjen Pemasyarakatan Mashudi, serta Kakanwil Ditjenpas Jatim Kadiyono makan siang bersama warga binaan pemasyarakatan
Kegiatan di awali dialog terbuka antara Menteri Agus dan warga binaan. Dalam suasana akrab, Menteri mendengar langsung aspirasi warga binaan soal layanan dan program pembinaan.
“Saya ingin mendengar langsung dari warga binaan di sini. Apa yang masih kurang, apa yang bisa kita perbaiki. Kehadiran saya di sini bukan sekadar untuk melihat tapi juga memastikan pelayanan berjalan sebagaimana mestinya,” ujar Agus.
Selanjutnya, rombongan menyantap makan siang bersama warga binaan. Menu yang di sajikan sama dengan yang di konsumsi warga binaan. Semua duduk beralas tikar di lantai, tanpa kursi, mencerminkan semangat kesetaraan, kebersamaan, dan empati dalam layanan pemasyarakatan.
Usai makan siang, Menteri Agus meninjau sejumlah program pembinaan di LPP Malang. Kunjungan di mulai dari bengkel kerja, tempat warga binaan di latih keterampilan seperti tata rias, menjahit, dan kerajinan tangan.
Menteri memberikan apresiasi atas keterlibatan aktif warga binaan dalam pembinaan berbasis keterampilan dan produktivitas. Koperasi lapas turut di tinjau yang mencerminkan upaya kemandirian ekonomi dalam sistem pemasyarakatan.
Di akhir kunjungan, Menteri Agus memberikan santunan kepada sejumlah warga binaan perempuan yang sedang mendampingi balita mereka di lapas. Kegiatan ini menjadi simbol kepedulian negara terhadap aspek kemanusiaan di balik tembok pemasyarakatan.
“Pemasyarakatan bukan soal menghukum, tapi soal memanusiakan. Semua harus di mulai dari pelayanan yang adil, tanpa diskriminasi, dan penuh empati,” tegas Menteri Agus di sela-sela kegiatan.
Sementara itu, Kakanwil Pemasyarakatan Jatim Kadiyono menyampaikan bahwa kunjungan ini menjadi energi baru bagi seluruh jajaran pemasyarakatan.
“Arahan dan teladan langsung dari Bapak Menteri menjadi penguatan nyata bagi kami. Bahwa layanan pemasyarakatan harus di bangun dengan empati, keterbukaan, dan komitmen untuk terus berbenah,” ujar Kadiyono.
Kegiatan ini di harapkan mampu mendorong transformasi layanan pemasyarakatan yang lebih humanis dan responsif.
Dengan pendekatan langsung dan berlandaskan keadilan restoratif, pemasyarakatan jadi pilar reformasi hukum yang humanis dan bermanfaat bagi masyarakat.
- Penulis: Adilman Zai