Melayani dari Balik Jeruji, Warga Binaan Pimpin Ibadah
- account_circle Adilman Zai
- calendar_month Sen, 11 Agu 2025
- visibility 15
- comment 0 komentar

Suasana khidmat menyelimuti ruang ibadah gereja Lapas Kelas III Saparua saat Warga Binaan bersama petugas mengikuti ibadah yang telah menjadi agenda pembinaan rohani, Sabtu (9/8). (Web.Ditjenpas)
PAStime News, Saparua – Suasana khidmat menyelimuti ruang ibadah gereja Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Saparua saat Warga Binaan bersama petugas mengikuti ibadah yang telah menjadi agenda pembinaan rohani, Sabtu (9/8). Ibadah ini di pimpin Warga Binaan sebagai pembinaan mental dan spiritual, memberi mereka kesempatan melayani dan membagikan firman Tuhan.
Kegiatan ini turut di hadiri oleh sejumlah petugas Lapas Saparua. Kehadiran mereka tidak hanya sebagai pendamping, tetapi juga menjadi wujud dukungan terhadap program pembinaan rohani yang di harapkan membentuk karakter Warga Binaan menjadi lebih baik dan siap kembali ke masyarakat nantinya.
Dalam khutbahnya, Warga Binaan yang memimpin ibadah menyampaikan renungan dari Roma 9:15 yang menegaskan tuhan memberikan kasih karunia dan kemurahan hati sesuai kehendak-Nya. Ayat ini mengingatkan bahwa hidup manusia ada di bawah kuasa Tuhan dan setiap orang harus bersyukur dalam segala keadaan. Ia juga memberikan pesan penguatan iman yang di sampaikan dengan penuh keyakinan.
“Apapun yang terjadi dalam hidup, kita harus bersyukur dan percaya firman bahwa tuhan baik. Kalau kita percaya tuhan, kita akan hidup bersama tuhan,” pesannya.
Ucapan ini mendorong jemaat untuk tetap berharap meski menghadapi tantangan selama pembinaan. Ibadah juga di isi dengan doa bersama, nyanyian pujian, dan ucapan syukur dari para Warga Binaan. Momen kebersamaan ini menjadi sarana mempererat hubungan antara Warga Binaan dan petugas.
Staf pembinaan, Florianty Talakua, menyampaikan kegiatan seperti ini sangat penting untuk memperkuat iman. “Ibadah menjadi ruang bagi mereka untuk belajar bersyukur, saling menguatkan, dan menemukan harapan baru. Kami berharap nilai-nilai rohani ini dapat mereka bawa hingga kembali ke masyarakat,” harapnya.
Senada, staf admisi dan orientasi, Amelya Puttileihalat, menambahkan kegiatan rohani juga menjadi sarana pembentukan mental yang positif. “Ibadah ini memberi ketenangan dan semangat baru, membuat Warga Binaan lebih siap menjalani pembinaan dengan hati lapang,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Lapas Saparua, Pramuaji Buaomanbot, menegaskan pembinaan kerohanian membantu Warga Binaan menemukan kekuatan baru, membentuk sikap positif, dan menanamkan nilai-nilai moral yang akan mereka bawa setelah bebas nanti.
“Kegiatan ini di harapkan meneguhkan iman, menumbuhkan rasa syukur, dan memotivasi Warga Binaan untuk menjadi pribadi lebih baik,” harapnya.
- Penulis: Adilman Zai