Tikar Anyaman Lapas Cilacap dan Purwokerto Tembus Ekspor Global
- account_circle Adilman Zai
- calendar_month Kam, 21 Agu 2025
- visibility 10
- comment 0 komentar

Lapas Kelas IIB Cilacap sukses ekspor tikar daun pandan karya Warga Binaan melalui program pembinaan kemandirian bersama CV Rajasa Mas Jaya. (Web. Ditjenpas)
PAStime News, Cilacap – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) kelas IIB Cilacap berhasil mengantarkan produk kerajinan tikar hasil karya Warga Binaan ke pasar internasional. Hal ini terbukti melalui pelepasan ekspor tikar yang berbahan dasar daun pandan ini di produksi oleh Narapidana Lapas Cilacap melalui program pembinaan kemandirian bekerja sama dengan CV.Rajasa Mas Jaya Cilacap, Rabu (20/8). Langkah ini memberi nilai ekonomi sekaligus membuktikan pembinaan Lapas mampu menghasilkan produk berkualitas bersaing di pasar internasional.
Kepala Subseksi Pembinaan dan Kegiatan Kerja, Nanda Hakiki, mengatakan keberhasilan menghantarkan kerajinan tikar daun pandan ke pasar ekspor, khususnya Hongkong dan Cina, menjadi kebanggaan tersendiri sekaligus motivasi bagi Warga Binaan untuk terus berkarya.
“Ekspor sebanyak 7.000 tikar daun pandan ini adalah bukti sinergi yang sangat baik antara Lapas, pemerintah daerah, dan masyarakat, dalam hal ini CV. Rajasa Mas. Negara dan masyarakat hadir memberi kesempatan Warga Binaan berkembang lewat pembinaan kemandirian untuk membentuk insan tangguh dan menghasilkan produk unggulan berkualitas,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Lapas (Kalapas) Cilacap, Efendi Johan, memberi apresiasi atas capaian ini. Ia menegaskan langkah ini merupakan implementasi salah satu dari 13 Program Akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, khususnya terkait penguatan dan peningkatan pendayagunaan Warga Binaan untuk menghasilkan produk UMKM berkualitas.
“Dengan ini kami ingin menepis keraguan tentang anggapan negatif terhadap Lapas dan Narapidana yang berkembang di masyarakat. Dari balik jeruji, kami bisa menghasilkan karya berkualitas yang mampu bersaing di pasar domestik hingga menembus ekspor,” tutur Dedi.
Melalui capaian ini, dukungan Integrasi kepada Warga Binaan untuk menjadi pribadi mandiri dari seluruh elemen masyarakat makin menguat. Di harapkan semakin banyak karya Warga Binaan bernilai ekonomis tinggi yang mampu bersaing di pasar dalam negeri maupun global.
Selain Lapas Cilacap, Lapas Purwokerto juga berhasil menembus pasar internasional lewat karya Warga Binaan bersama CV Rajasa Mas Jaya. Tikar daun pandan ini bagian dari program pembinaan keterampilan untuk membekali Warga Binaan dengan wirausaha dan kemandirian ekonomi pascabebas.
Kalapas Purwokerto, Aliandra Harahap, menyampaikan apresiasi atas capaian ini. “Ekspor tikar daun pandan ini adalah bukti nyata karya Warga Binaan memiliki daya saing. Pembinaan di Lapas bukan sekadar pembatasan, tetapi juga pemberdayaan untuk masa depan yang lebih baik,” ujarnya.
Kegiatan ini merupakan bagian dari 13 Program Akselerasi Menkumham untuk meningkatkan produktivitas Warga Binaan melalui kemitraan dengan pihak ketiga. Langkah ini sejalan dengan 21 arahan Dirjen Pemasyarakatan untuk mewujudkan pembinaan produktif dan bernilai ekonomi berbasis karya nyata.
“Sangat luar biasa dengan produktivitas Warga Binaan bisa membantu kami dalam pembuatan tikar daun pandan. Dengan pelatihan yang sangat minim, tetapi mereka dapat membuat sesuai apa yang kami harapkan. Hal ini sungguh mengejutkan kami semua,” puji Amalia, salah satu tim CV Rajasa Mas Jaya.
Capaian ini di harapkan mendorong karya Warga Binaan bernilai ekonomis, mendukung reintegrasi sosial, dan meningkatkan citra positif Pemasyarakatan.
- Penulis: Adilman Zai