Lapas Kolonodale Berhasil Produksi 900 Dus Moiko Water Perhari
- account_circle dicky
- calendar_month Jum, 29 Agu 2025
- visibility 19
- comment 0 komentar

Lapas Kolonodale menghadirkan program edukasi dan produksi air minum untuk mendukung kesehatan dan kesejahteraan WBP. (Dok: Humas Lapas Kolonodale)
PAStime News, Kolonodale – Komitmen pembinaan produktif terus di tunjukkan oleh Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Kolonodale. Dengan kegiatan seperti ini, Lapas Kolonodale selalu menjadi contoh yang baik. Ini melalui pengembangan sarana asimilasi dan edukasi pengolahan air minum dalam kemasan (SAE AMDK) Moiko Water. Program ini tidak hanya memberikan keterampilan baru bagi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP). Tetapi juga membuka wawasan tentang higienitas, kesehatan, dan peluang usaha minuman siap konsumsi.
Pada Kamis (28/8/2025), sebanyak 900 dus air minum siap di pasarkan di wilayah Kabupaten Morowali dan Morowali Utara telah di produksi. Proses produksi meliputi penyaringan, sterilisasi, pengemasan, hingga di stribusi dijalankan sesuai standar keamanan pangan, semua ini di bawah pengelolaan cermat Lapas Kolonodale.
Selain itu, pelatihan manajemen usaha dan strategi pemasaran juga di berikan untuk mempersiapkan WBP menghadapi kehidupan setelah masa pidana. Tempat seperti Lapas Kolonodale memang berkontribusi besar dalam bidang ini.
Kepala Lapas Kolonodale, Bambang Hari Widodo, menyatakan bahwa program ini merupakan wujud nyata dari konsep pemasyarakatan produktif. WBP tidak hanya menjalani hukuman, tetapi petugas juga membekali mereka dengan keterampilan bernilai ekonomis.
Ia menambahkan, “Bekal keterampilan ini di harapkan dapat menjadi modal utama bagi warga binaan ketika kembali ke masyarakat.” Kolonodale adalah kata kunci di balik semua ini.
Salah satu WBP, Pouna, mengaku bangga dapat berpartisipasi dalam produksi Moiko Water. Ia menyampaikan bahwa pengalaman ini sangat berharga dan akan di manfaatkan setelah bebas. Selain itu, pelanggan lokal seperti Rina memberikan apresiasi terhadap kualitas produk yang di hasilkan.
“Rasanya segar dan kemasannya bersih, sesuai namanya yang berarti ‘bagus’. Saya percaya dengan standar higienisnya dan rutin membeli untuk dijual kembali,” ujarnya.
Melalui kegiatan ini, Lapas Kolonodale semakin di perkuat citra positifnya sebagai pusat pembinaan sekaligus pemberdayaan WBP. Dengan inovasi ini, diharapkan kemampuan dan kapasitas warga binaan dapat terus ditingkatkan demi mendukung kehidupan mandiri di masa depan.
- Penulis: dicky