Sinergi Lapas Wahai dan Paroki Santa Maria Immaculata
- account_circle Adilman Zai
- calendar_month
- visibility 23
- comment 0 komentar

Lapas Kelas III Wahai dan Gereja Katolik Paroki Santa Maria Immaculata Wahai teken PKS untuk memperkuat pembinaan kerohanian warga binaan Katolik secara berkelanjutan. (Dok: Humas Lapas Wahai)
PAStime News, Wahai – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Wahai menjalin kerjasama dengan Gereja Katolik Paroki Santa Maria Immaculata Wahai dalam rangka memperkuat pembinaan kerohanian bagi Warga Binaan yang beragama Katolik. Perjanjian Kerja Sama (PKS) tersebut di tandatangani di ruangan Aula Lapas, Kamis (25/9) sebagai bentuk kolaborasi efektif menuju pembinaan berkelanjutan.
Kerjasama Lapas Wahai dan Gereja Paroki meliputi misa, doa rosario, bimbingan iman, konseling, dan perayaan hari besar Katolik. Tujuan utama PKS tersebut adalah meningkatkan iman dan mental spiritual warga binaan katolik untuk memperbaiki karakter dan moral, serta menumbuhkan semangat baru untuk kembali menjadi pribadi yang lebih baik ketika kembali ke masyarakat.
Kepala Lapas Wahai, Tersih Victor Noya, mengaku antusias dengan kerjasama tersebut. “Kami meyakini bahwa pembinaan kerohanian adalah salah satu aspek penting dalam tercapainya sistem pemasyarakatan. Dengan hadirnya dukungan dari Gereja Katolik Paroki Santa Maria Immaculata, kami berharap warga binaan kami yang beragama Katolik dapat menjalani masa pidana dengan lebih baik, penuh harapan, dan memiliki bekal spiritual yang kuat untuk reintegrasi sosial,” ujarnya.
Pastor Paroki Santa Maria Immaculata Wahai, RD Beny Richard Mara, menyampaikan apresiasi atas kerjasama ini.
“Gereja Katolik terpanggil untuk hadir dan mendampingi siapa saja, termasuk saudara-saudara kita yang sedang menjalani masa pembinaan di Lapas. Kami berharap program ini tidak hanya sekadar kegiatan ibadah, tetapi juga menjadi ruang penyembuhan batin dan penguatan iman, sehingga mereka siap menjalani kehidupan baru dengan hati yang lebih damai,” ucap RD Beny.
Mengenai aktifitas peribadatan warga binaan beragama Kristen Protestan yang juga beribadah di hari Minggu, ia pun menyampaikan dukungannya. “Meskipun gereja di Lapas Wahai hanya satu, namun kami akan bergantian menggunakan fasilitas tersebut. Nanti warga binaan kristen protestan usai beribadah baru kemudian giliran kami yang katolik. Tidak masalah, kami adaptif,” ucapnya tersenyum.
Sementara itu, Kepala Subseksi Pembinaan, Merpaty Suzana Mouw, turut memberikan dukungan. “Pelayan ibadah bagi warga binaan katolik akan kami atur secara terjadwal dan terstruktur. Selain untuk warga Islam dan Kristen Protestan yang telah terprogram, pembinaan kerohanian bagi warga binaan katolik juga akan kami jadwalkan secara efisien,” tambah Merpaty.
Kepala Kanwil Ditjen Pemasyarakatan Maluku, Ricky Dwi Biantoro, memberi apresiasi dan dukungan penuh atas kerjasama tersebut. “Ini adalah langkah nyata kolaborasi antara Lapas dan lembaga keagamaan dalam mendukung tujuan pemasyarakatan. Kami berharap kerjasama ini memperkuat iman warga binaan Katolik dan memupuk kerjasama lintas lembaga untuk pembinaan menyeluruh,” ungkap Ricky.
Melalui PKS yang telah di teken antara Lapas Wahai dan Gereja Katolik Paroki Santa Maria Immaculata di harapkan komitmen yang terbangun menciptakan suasana pembinaan yang religius dan humanis sehingga mewujudkan sinergitas yang berkontribusi dalam memanusiakan manusia sebagaimana tujuan sistem pemasyarakatan.
- Penulis: Adilman Zai