Juragan Telur Lapas Atambua: Kisah Sukses Warga Binaan
- account_circle Adilman Zai
- calendar_month
- visibility 26
- comment 0 komentar

Lapas Kelas IIB Atambua luncurkan program peternakan dengan 32 ayam petelur untuk cetak Warga Binaan jadi juragan telur mandiri. (Dok: Humas Lapas Atambua)
PAStime News, Atambua – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Atambua luncurkan program pembinaan kemandirian yang mengutamakan hasil nyata di bidang peternakan. Program ini bertekad mencetak Warga Binaan yang siap jadi juragan telur dengan hasil panen yang melimpah setelah mereka bebas. Ambisi ini di wujudkan dengan masuknya 32 ekor ayam petelur siap produksi, Senin (29/9).
Pembinaan kemandirian ini di gaspol dengan melibatkan enam Warga Binaan yang akan di bimbing secara langsung oleh enam petugas yang tergabung dalam Kelompok Kerja (Pokja) Peternakan Ayam. Rasio 1:1 ini memastikan transfer ilmu dan keterampilan dapat berjalan maksimal.
Kepala Lapas Atambua, Bambang Hendra Setyawan, menegaskan fokus utama adalah keterampilan yang dapat langsung menghasilkan keuntungan. “Kami memasukkan ayam yang rata-rata sudah berusia 17 bulan, artinya mereka berada di masa puncak produksi. Ayam ini masih akan menghasilkan telur dengan baik selama 10 hingga 15 bulan ke depan. Ini adalah investasi ilmu yang sangat berharga,” terangnya.
Dengan rasio satu petugas untuk satu Warga Binaan, pihak Lapas menciptakan miniatur bisnis yang melatih Warga Binaan di seluruh aspek. Mereka belajar manajemen pakan, sanitasi ketat, hingga pencatatan income harian.
“Target kami, Warga Binaan siap hasilkan dan menjadi pengusaha. Mereka pulang ke masyarakat bukan hanya sebagai peternak, tapi sebagai motor penggerak ekonomi yang mampu menciptakan lapangan kerja,“ tambah Bambang.
Ketua Pokja Peternakan Ayam Petelur, Jose Guterres, berharap pembinaan ini membawa manfaat yang jauh lebih besar. “Kami berharap ilmu yang mereka menjadi berkat bagi mereka sendiri sebagai modal usaha saat bebas. Lebih jauh lagi, kami ingin mereka menjadi berkat bagi masyarakat sekitar dengan menciptakan peluang kerja dan memenuhi kebutuhan pangan lokal,“ harapnya.
Salah seorang Warga Binaan yang terlibat, Vincen, mengungkapkan optimisme dan harapan besarnya. Ia menyambut baik program yang memberinya keterampilan berorientasi pasar ini.
“Kami sangat termotivasi. Kami tidak hanya belajar memelihara, tapi juga di bekali ilmu bisnis dan pengelolaan modal. Setelah saya bebas nanti, saya sudah punya rencana usaha yang matang di kampung. Ilmu yang kami dapat di sini adalah modal paling berharga untuk siap hasilkan dan mandiri. Kegiatan ini mengisi waktu dan memberi kami harapan masa depan yang lebih baik,“ ucapnya.
Dengan program pembinaan ini, Lapas Atambua optimistis memberikan kontribusi nyata dalam upaya ketahanan pangan dan mengembalikan Warga Binaan sebagai individu yang terampil dan produktif di tengah masyarakat, selaras dengan tujuan utama Pemasyarakatan.
- Penulis: Adilman Zai