Lapas Kelas IIB Tolitoli Gencarkan Pembinaan Kepribadian Berbasis Keagamaan bagi Warga Binaan
- account_circle Adilman Zai
- calendar_month
- visibility 25
- comment 0 komentar

Lapas Kelas IIB Tolitoli melaksanakan pembinaan kepribadian berbasis keagamaan secara serentak bagi Warga Binaan. (Dok: Humas Lapas Tolitoli)
PAStime News, Tolitoli – Dalam upaya menciptakan lingkungan pemasyarakatan yang humanis dan religius, Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Tolitoli terus mengedepankan pembinaan kepribadian berbasis keagamaan bagi seluruh Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP). Pada Selasa (30/9), kegiatan pembinaan di laksanakan secara serentak sesuai keyakinan masing-masing.
WBP beragama Islam mengikuti kegiatan kajian keagamaan dan pendalaman ajaran Islam di Masjid Darul Hisab yang berada di dalam Lapas. Sementara itu, WBP beragama Kristen menjalani ibadah dan pembinaan rohani di Gereja Patmos yang juga berada di area Lapas.
Kepala Lapas Tolitoli, M. Ishak, menegaskan bahwa program pembinaan ini menjadi bagian penting dari strategi pembinaan karakter yang inklusif.
“Kami berkomitmen untuk menghadirkan suasana pembinaan yang inklusif. Melalui pendekatan keagamaan, di harapkan Warga Binaan memperbaiki diri, memperkuat iman, dan siap kembali ke masyarakat dengan pribadi yang lebih baik,” ujarnya.
Senada dengan itu, Kepala Seksi Bimbingan Narapidana dan Kegiatan Kerja, Feldianto, menyebut bahwa kegiatan ini menjadi sarana transformasi mental dan spiritual bagi para WBP.
“Pembinaan kepribadian berbasis keagamaan merupakan salah satu kunci dalam membentuk sikap positif. Kami ingin Warga Binaan mengisi masa pidana dengan kegiatan bermanfaat sehingga ketika kembali ke tengah masyarakat sudah siap beradaptasi dengan lebih baik,” jelas Feldianto.
Sementara itu Kepala Subseksi Registrasi, Syafruddin Basirun, menyatakan seluruh pembinaan di lakukan terstruktur dengan pendampingan tokoh agama dan petugas.
“Kami memastikan seluruh Warga Binaan mendapatkan hak yang sama dalam pembinaan. Pendampingan rohani ini juga menjadi sarana introspeksi diri agar mereka lebih fokus dalam memperbaiki diri,” ujarnya.
Para WBP pun merasakan dampak positif dari kegiatan ini. Salah seorang WBP beragama Islam, Yudi, mengungkapkan rasa syukurnya bisa mendalami agama selama masa pidana.
“Saya merasa tenang bisa mengikuti pengajian di Masjid Darul Hisab. Kegiatan ini membuat saya lebih dekat dengan Allah dan menyadari kesalahan masa lalu,” tuturnya.
Hal senada di sampaikan oleh Ako, WBP beragama Kristen.
“Ibadah di Gereja Patmos memberikan kekuatan bagi saya untuk menjalani masa pidana dengan sabar. Saya percaya bimbingan rohani ini akan membantu saya menjadi pribadi yang lebih baik,” ucapnya.
Dengan program pembinaan kepribadian yang di lakukan secara berkelanjutan dan inklusif, Lapas Tolitoli terus memperkuat komitmennya dalam menciptakan sistem pemasyarakatan yang berkeadilan, bermartabat, dan mendukung reintegrasi sosial.
- Penulis: Adilman Zai