Lapas Luwuk Gencarkan Program Baca Al-Qur’an dengan Metode DIROSA untuk Warga Binaan
- account_circle dicky
- calendar_month
- visibility 13
- comment 0 komentar

Lapas Luwuk intensifkan pembinaan kerohanian dengan pembelajaran Al-Qur'an menggunakan metode Direktori Rosyad. (dOK: Humas Lapas Luwuk)
PAStime News, Luwuk, 8 Oktober 2025 – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Luwuk terus mengintensifkan program pembinaan kerohanian bagi warga binaan yang beragama Islam. Lapas Luwuk menggencarkan salah satu program unggulannya, yakni pembelajaran membaca Al-Qur’an. Program ini menggunakan metode Direktori Rosyad yang di kenal efektif, cepat, dan mudah di pahami oleh pemula.
Kegiatan ini merupakan bagian dari strategi pembinaan kepribadian di Lapas Luwuk. Tujuannya adalah untuk memperkuat aspek spiritual sekaligus meningkatkan kualitas ibadah para warga binaan. Sebanyak 30 warga binaan antusias mengikuti kelas yang di laksanakan secara rutin di Masjid At-Taubah, area dalam Lapas Luwuk.
Kepala Lapas Luwuk, Muhammad Bahrun, menjelaskan bahwa metode Direktori Rosyad di pilih. Ini karena metode tersebut telah terbukti efektif dalam mengajarkan dasar-dasar membaca Al-Qur’an secara terstruktur.
“Kami menyadari tidak semua warga binaan memiliki kemampuan membaca Al-Qur’an dengan baik. Dengan metode DIROSA, mereka yang belum bisa atau masih terbata-bata, bisa belajar secara sistematis dan cepat,” ungkap Bahrun.
“Ini merupakan upaya kami agar proses pembinaan berjalan secara holistik, menyentuh sisi rohani dan memperkuat mental spiritual mereka,” tambahnya.
Program ini melibatkan Penyuluh Agama dari Kementerian Agama Kabupaten Banggai dan petugas pembinaan Lapas yang telah mendapatkan pelatihan metode Direktori Rosyad. Materi pembelajaran di mulai dari pengenalan huruf hijaiyah hingga praktik membaca ayat Al-Qur’an dengan tartil.
Salah satu warga binaan, inisial H, mengaku sangat terbantu dengan program ini.
“Dulu saya malu karena belum lancar mengaji. Di sini saya diajari dari awal dan suasananya sangat mendukung. Saya merasa lebih tenang dan waktu di Lapas jadi lebih bermanfaat. Semoga setelah keluar nanti, bisa istikamah membaca Al-Qur’an,” ujarnya.
Melalui program ini, berharap dapat memberikan bekal spiritual dan moral yang kuat kepada warga binaan. Ini sebagai modal utama dalam menjalani kehidupan yang lebih baik setelah bebas. Dengan pembinaan agama yang berkelanjutan, warga binaan diharapkan dapat kembali ke masyarakat sebagai pribadi yang lebih taat hukum dan berakhlak mulia.
- Penulis: dicky