Lapas Wahai Panen Mentimun dan Pare, Wujud Nyata Pembinaan dan Ketahanan Pangan Nasional
- account_circle dicky
- calendar_month
- visibility 12
- comment 0 komentar

Lapas Wahai sukses panen mentimun dan pare, menunjukkan efektivitas program pembinaan kemandirian di Lapas. (Dok: Humas Lapas Wahai)
PAStime News, Wahai, 8 Oktober 2025 – Warga Binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Wahai kembali membuktikan hasil nyata dari program pembinaan kemandirian. Ini di buktikan melalui kegiatan panen mentimun dan pare berkualitas yang berlangsung di kebun Lapas.
Panen yang di lakukan pada Rabu (8/10) ini berhasil menghasilkan 25 buah mentimun dengan total berat 12 kilogram. Selain itu, 14 buah pare seberat tiga kilogram juga dipanen. Kesemuanya dalam kondisi segar dan berkualitas unggul.
Kegiatan panen di lakukan dengan penuh semangat oleh para warga binaan. Mereka di dampingi oleh jajaran petugas Lapas. Momentum ini tidak hanya menunjukkan keberhasilan dalam sektor pertanian. Namun, juga menjadi bukti efektivitas program pembinaan kemandirian yang diusung oleh Lapas Wahai.
Kepala Lapas Wahai, Tersih Victor Noya, menyatakan bahwa program pertanian merupakan bagian integral dari strategi pembinaan. Strategi ini diimplementasikan sejalan dengan Program Akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Agus Andrianto. Ia menegaskan pentingnya keberlanjutan program sebagai wujud kontribusi terhadap ketahanan pangan nasional.
“Pembinaan kemandirian di bidang pertanian adalah program utama kami. Ini tidak hanya memberikan keterampilan bagi warga binaan, tetapi juga menjadi kontribusi nyata terhadap program pemerintah,” tegasnya.
Kepala Subseksi Pembinaan, Merpati S. Mouw, menambahkan bahwa kegiatan ini memberi dampak ganda: ekonomi dan sosial. Penjualan hasil panen menjadi bagian dari kegiatan ekonomi produktif, sementara proses pertaniannya memperkuat ketahanan pangan internal dan eksternal.
“Keterampilan yang diperoleh dari kegiatan ini menjadi bekal penting saat warga binaan kembali ke masyarakat. Kami menjunjung tinggi semangat memanusiakan manusia melalui kegiatan yang berdampak langsung,” ujar Merpati.
Salah satu warga binaan, berinisial DS, juga menyampaikan rasa syukurnya. Ia mengaku mendapatkan banyak pelajaran dari kegiatan tersebut.
“Alhamdulillah, meski sedang menjalani masa pidana, saya bisa belajar banyak dari pertanian. Harapan saya, keterampilan ini bisa saya manfaatkan setelah bebas nanti,” tuturnya.
Dukungan atas kegiatan pembinaan di Lapas Wahai juga datang dari Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Maluku, Ricky Dwi Biantoro. Ia memberikan apresiasi atas konsistensi dan kontribusi program ini terhadap pembinaan warga binaan dan ketahanan pangan.
“Program ini sangat strategis. Selain pembinaan, juga menyentuh aspek ketahanan pangan nasional. Semoga kerja keras seluruh jajaran pemasyarakatan menjadi amal baik bagi warga binaan dan bermanfaat bagi masyarakat,” pungkasnya.
Program panen ini tidak hanya menghasilkan produk pertanian, tetapi juga mewujudkan sinergi antara pembinaan pemasyarakatan dan pembangunan berkelanjutan, menjadikan Lapas sebagai ruang tumbuh harapan dan perubahan positif.
- Penulis: dicky