Warga Binaan Lapas Dharmasraya Sulap Batok Kelapa Jadi Kerajinan Bernilai Ekonomi
- account_circle dicky
- calendar_month
- visibility 28
- comment 0 komentar

Lapas Dharmasraya menunjukkan kreativitas warga binaan dengan kerajinan dari limbah batok kelapa yang bernilai seni dan ekonomi. (Dok: Humas Lapas Dharmasraya)
PAStime News, Dharmasraya – Kreativitas warga binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Dharmasraya kembali mencuri perhatian publik. Melalui program pembinaan kemandirian yang di jalankan secara konsisten, para warga binaan berhasil menyulap limbah batok kelapa menjadi aneka kerajinan tangan. Kerajinan ini bernilai seni tinggi sekaligus bernilai ekonomi.
Dalam prosesnya, petugas pembinaan turut mendampingi secara langsung, saat warga binaan mengolah batok kelapa menjadi berbagai produk menarik. Di antaranya gantungan kunci, asbak, celengan, hingga miniatur dekoratif.
Menariknya, seluruh proses produksi di lakukan secara manual mulai dari pemilahan bahan mentah, pemotongan, penghalusan, hingga tahap akhir finishing. Setiap langkah di lakukan dengan cermat, menunjukkan perhatian khusus terhadap detail dan kualitas.
Salah satu warga binaan, yang akrab di sapa Gulo, mengungkapkan kebanggaannya bisa menguasai keterampilan baru dari kegiatan tersebut.
“Saya baru tahu ternyata batok kelapa bisa diolah jadi barang-barang yang keren dan laku dijual. Sekarang saya jadi punya keterampilan baru. Kalau nanti bebas, saya ingin coba usaha dari sini,” ujar Gulo, Senin (20/10).
Selanjutnya, pihak Lapas berencana memasarkan hasil kerajinan ini melalui berbagai bazar dan event pameran. Tak hanya itu, produk juga akan di pamerkan dalam kegiatan kolaboratif bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Dharmasraya, sebagai bentuk nyata dukungan terhadap pertumbuhan UMKM lokal.
Kepala Lapas Kelas III Dharmasraya, Ferdika Canra, menegaskan bahwa program ini bukan sekadar pembinaan rutin. Tetapi juga bagian dari strategi penguatan ekonomi kreatif di lingkungan pemasyarakatan.
“Kami ingin warga binaan punya bekal keterampilan yang bisa dimanfaatkan setelah bebas. Kerajinan ini adalah bagian dari pembinaan nyata sekaligus wujud dukungan terhadap ekonomi kreatif dan UMKM lokal,” ujar Ferdika.
Dengan demikian, melalui karya-karya dari balik jeruji, warga binaan Lapas Dharmasraya membuktikan bahwa keterbatasan bukanlah halangan. Mereka tetap produktif dan berdaya. Setiap kerajinan yang dihasilkan menjadi simbol harapan dan semangat perubahan menuju masa depan yang lebih baik. Satu karya, satu harapan.
- Penulis: dicky
