Pemeriksaan kesehatan dilakukan langsung oleh Dokter Lapas Tual, dr. Eka Pratiwi, yang memeriksa tekanan darah, kadar kolesterol, gula darah, dan asam urat para lansia. Selain pemeriksaan fisik, dr. Pratiwi juga memberikan edukasi serta mendengarkan keluhan kesehatan yang disampaikan oleh para warga binaan.
“Kami berupaya memberikan layanan kesehatan yang mudah dijangkau dan sesuai kondisi para lansia. Pemeriksaan rutin seperti ini membantu kami mendeteksi gejala lebih awal dan memastikan kesehatan mereka tetap stabil,” ujar dr. Eka Pratiwi.
Selain pemeriksaan, para warga binaan juga mendapat edukasi kesehatan seputar pola hidup sehat, seperti menjaga pola makan rendah purin, menghindari stres, serta berolahraga ringan sesuai kemampuan. Edukasi ini diharapkan dapat membantu para lansia menjaga kebugaran selama menjalani masa pembinaan di Lapas.
Kepala Lapas Tual, Nurchalis Nur, menegaskan bahwa kegiatan Posyandu Lansia merupakan bagian dari layanan kesehatan berkelanjutan yang rutin dilakukan pihak Lapas.
“Kami memberikan perhatian penuh agar kondisi kesehatan Warga Binaan, khususnya yang telah lanjut usia, selalu terpantau dengan baik. Kesehatan adalah hak dasar yang tidak boleh diabaikan,” tegas Nurchalis Nur.
Apresiasi juga datang dari Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Maluku, Ricky Dwi Biantoro, yang menilai kegiatan tersebut sebagai wujud penerapan nilai-nilai kemanusiaan dalam sistem pemasyarakatan.
“Langkah Lapas Tual menunjukkan bahwa pembinaan tidak hanya berfokus pada moral, tetapi juga kesejahteraan fisik para warga binaan. Ini adalah bentuk nyata pemasyarakatan yang memanusiakan manusia,” ujar Ricky Dwi Biantoro.
Melalui program ini, Lapas Kelas IIB Tual tidak hanya menjalankan fungsi pembinaan, tetapi juga menghadirkan sentuhan kemanusiaan dan kepedulian sosial.
Kegiatan Posyandu Lansia menjadi bukti bahwa pemasyarakatan hadir untuk memanusiakan manusia memberikan harapan, perhatian, dan pelayanan bagi setiap individu tanpa terkecuali.

