Fenomena Brain Fog: Penyebab dan Solusi Praktis
- account_circle Adilman Zai
- calendar_month
- visibility 26
- comment 0 komentar

Meski bukan istilah medis resmi, brain fog bukan sekadar kelelahan biasa. Para ahli menyebutnya sebagai gejala gangguan kognitif ringan. (Ilustrasi Brain Fog)
PAStime News – Pernah merasa pikiran mendadak “berkabut”? Sulit konsentrasi, mudah lupa, hingga berpikir terasa lambat? Mungkin Anda sedang mengalami brain fog atau kabut otak, sebuah kondisi yang kian banyak di alami masyarakat urban, terutama di tengah tekanan hidup modern.
Meski bukan istilah medis resmi, brain fog bukan sekadar kelelahan biasa. Para ahli menyebutnya sebagai gejala gangguan kognitif ringan yang membuat otak terasa tidak bekerja sebagaimana mestinya.
Orang yang mengalaminya sering mengeluh sulit fokus, bingung, pelupa, hingga merasa pikirannya melambat.
“Ini seperti berjalan di dalam lumpur secara mental,” tulis salah satu peneliti dalam jurnal Frontiers in Human Neuroscience.
Dalam survei terhadap lebih dari 25 ribu orang dewasa, mayoritas mengaku pernah mengalami gejala tersebut, terutama setelah sakit atau dalam masa stres berat.
Banyak Faktor Pemicu
Brain fog bisa di picu oleh banyak hal. Salah satu penyebab utama adalah infeksi virus, termasuk COVID-19. Istilah long COVID kini lekat dengan gangguan kognitif seperti ini.
Namun, penyebabnya tidak berhenti di situ. Kondisi kronis seperti lupus, diabetes, hingga efek samping kemoterapi juga berperan besar.
Faktor psikologis pun tak kalah penting. Depresi, kecemasan, trauma, dan stres berat bisa mengganggu kerja otak.
Bahkan kondisi seperti ADHD dan bipolar di sebut-sebut memperparah gejala kabut otak.
Selain itu, kualitas tidur sangat berpengaruh. Kurang tidur atau gangguan seperti sleep apnea dapat menyebabkan otak kekurangan oksigen, sehingga menurunkan fungsi kognitif. Tak hanya itu, pola makan yang buruk terlalu banyak gula, minim nutrisi juga ikut andil. Kekurangan vitamin B kompleks, zat besi, hingga asam lemak omega-3 di ketahui berdampak pada konsentrasi.
Bagi perempuan, perubahan hormon juga bisa menjadi pemicu. Banyak yang melaporkan mengalami brain fog selama masa PMS, kehamilan, atau menopause.
- Penulis: Adilman Zai
