Rombongan tiba pada pagi hari dan di sambut hangat oleh pihak lapas. Kegiatan ini merupakan bagian dari pendekatan pembelajaran tematik kontekstual yang di rancang untuk memperkaya pemahaman siswa melalui pengalaman langsung.
“Ini bukan sekadar diskusi di ruang kelas. Kami ingin siswa belajar langsung tentang kehidupan, tanggung jawab, dan perubahan. Semua manusia bisa belajar dari masa lalu, memperbaiki diri hari ini, dan menata masa depan dengan hal-hal baik,” ujar Wiratama Hazera Putra, guru pendamping dari SMA Tunas Mekar Indonesia.
Kepala Lapas Kelas I Bandar Lampung, Ike Rahmawati, dalam sambutannya menekankan bahwa kunjungan ini menjadi momen penting dalam memperkenalkan sisi lain dari lembaga pemasyarakatan.
“Di sini, kalian akan melihat bahwa Lapas bukan hanya tentang hukuman, tapi tentang pemulihan, pembinaan, dan harapan,” ujarnya.
Selama kegiatan, para siswa aktif terlibat dalam sesi tanya jawab dengan petugas lapas. Mereka mengajukan berbagai pertanyaan terkait program pembinaan narapidana, kegiatan kemandirian warga binaan, hingga mekanisme remisi dan hak-hak narapidana.
Antusiasme siswa terlihat tinggi, terutama saat mereka berdialog langsung dengan beberapa warga binaan yang telah menunjukkan perubahan positif selama masa pembinaan.
Interaksi dua arah ini memperkaya pemahaman siswa tentang realitas kehidupan di dalam lapas dan memberi mereka perspektif baru bahwa di balik tembok lembaga pemasyarakatan, terdapat proses transformasi manusia yang bermakna.

