Kegiatan ini menjadi agenda tetap yang dijalankan tanpa terkecuali, termasuk pada hari Jumat. Melalui pendekatan khas “salam, hangat, tegas, dan ketat”, Ike Rahmawati memastikan pelaksanaan deteksi dini berjalan efektif, tidak hanya untuk mencegah peredaran barang terlarang, tetapi juga memperkuat komunikasi antara petugas dan warga binaan.
“Deteksi dini bukan sekadar inspeksi, tapi bentuk kehadiran yang menenangkan sekaligus menegaskan batas,” ujar Ike Rahmawati dalam keterangannya.
Pendekatan humanis ini membuat kegiatan pengawasan tidak hanya berfokus pada aspek keamanan, tetapi juga menjadi sarana membangun kedekatan emosional. Kalapas aktif menyapa warga binaan, mendengarkan aspirasi mereka, serta menciptakan suasana yang kondusif bagi proses pembinaan.
Langkah tersebut merupakan bagian dari Razia dan Deteksi Dini Gangguan Keamanan dan Ketertiban, yang menjadi strategi utama Lapas Kelas I Bandar Lampung untuk mewujudkan zero incident. Komitmen ini menunjukkan konsistensi jajaran petugas dalam menjalankan pengawasan dengan prinsip humanis, berintegritas, dan profesional.
Dengan pelaksanaan deteksi dini yang berkesinambungan, Lapas Kelas I Bandar Lampung berharap dapat menciptakan lingkungan pemasyarakatan yang aman, tertib, serta mendukung proses pembinaan warga binaan menuju perubahan yang lebih baik.

