Lapas Lembata Dorong Kemandirian Warga Binaan Lewat Asimilasi Pertanian Produktif
- account_circle dicky
- calendar_month
- visibility 12
- comment 0 komentar

Lapas Lembata terus tingkatkan komitmen melalui program asimilasi luar untuk kemandirian warga binaan berbasis pertanian. (Dok: Humas Lapa Lembata)
PAStime News, Lewoleba, Lembata — Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Lembata terus memperkuat komitmennya. Mereka berkomitmen dalam mewujudkan kemandirian warga binaan melalui program asimilasi luar berbasis pertanian. Kegiatan ini menjadi wujud nyata pembinaan produktif yang sejalan. Ini sejalan dengan Asta Cita Presiden Republik Indonesia. Selain itu, program ini mendukung pelaksanaan 13 Program Akselerasi Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan.
Setiap pagi, para warga binaan dengan penuh semangat di berangkatkan menuju lahan kebun dan sawah binaan Lapas. Ini di lakukan setelah melewati proses pemeriksaan administrasi dan keamanan yang ketat. Di lokasi tersebut, mereka terlibat langsung dalam kegiatan bercocok tanam berbagai komoditas pangan. Komoditas itu termasuk padi, sawi, kangkung, terong, tomat, daun sup, lombok, kemangi, hingga pepaya.
Kepala Lapas Kelas III Lembata, Antonius Semuki, menjelaskan bahwa kegiatan asimilasi luar ini merupakan bentuk pembinaan yang memberikan manfaat ganda. Manfaat tersebut baik bagi warga binaan maupun masyarakat.
“Kami ingin menunjukkan bahwa dari Lembata, kita bisa berbuat untuk negeri. Program ini bukan hanya tentang bercocok tanam, tetapi juga tentang menanam harapan dan masa depan yang lebih baik bagi para warga binaan,” ujarnya.
Hasil panen dari lahan tersebut dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan dapur Lapas. Sebagian lainnya dijual dengan harga terjangkau kepada masyarakat sekitar. Langkah ini tidak hanya memperkuat ketahanan pangan daerah, tetapi juga memberi kontribusi positif bagi perekonomian lokal.
Kepala Subseksi Pembinaan, Daniel Paulus Carlo Barbier, menambahkan bahwa program ini tidak hanya berorientasi pada produksi pangan, tetapi juga pada pembinaan karakter dan keterampilan praktis warga binaan.
“Kami berupaya agar setiap warga binaan memiliki keterampilan yang bermanfaat. Dengan belajar mengelola lahan dan hasil panen, mereka tidak hanya dibina secara mental, tetapi juga diberdayakan secara ekonomi,” jelasnya.
Lebih lanjut, Antonius Semuki menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan implementasi dari visi pemasyarakatan modern yang produktif, humanis, dan berkelanjutan. Dalam kegiatan ini, warga binaan di dorong menjadi pribadi yang mandiri. Mereka harus siap berkontribusi positif setelah bebas nanti.
Program asimilasi luar Lapas Lembata menjadi contoh nyata. Program ini menunjukkan bagaimana pembinaan dapat di integrasikan dengan pemberdayaan ekonomi dan pelestarian lingkungan.
Melalui pendekatan ini, Lapas tidak hanya berfungsi sebagai tempat pembinaan perilaku. Tempat ini juga sebagai pusat pelatihan kerja dan kewirausahaan sosial, sejalan dengan semangat “Dari Lembata untuk Negeri.”
- Penulis: dicky
