Lapas Lombok Barat Panen 572 Kg Cabai Merah, Dukung Ketahanan Pangan Nasional
- account_circle dicky
- calendar_month
- visibility 19
- comment 0 komentar

Lapas Lombok Barat berkontribusi pada ketahanan pangan dengan panen cabai merah besar sebanyak 572 kilogram. (Dok: Humas Lapas Lombok Barat)
PAStime News, Lombok Barat — Di tengah fluktuasi harga cabai merah besar yang masih menjadi penyumbang inflasi daerah di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Lombok Barat memberi kontribusi nyata melalui panen cabai merah besar sebanyak 572 kilogram. Panenan ini berasal dari lahan seluas 25 are.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program pembinaan kerja dan ketahanan pangan. Program ini di gagas untuk mendukung Program Ketahanan Pangan Nasional sesuai arahan Presiden Republik Indonesia.
Hasil panen tersebut dijual dengan harga pasar Rp30.000 per kilogram kepada CV. Putra Mandiri, perusahaan agribisnis yang berbasis di Desa Sengom, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.
Direktur Utama CV. Putra Mandiri, H. Nonok Hartono, menyampaikan apresiasi atas hasil pertanian dari warga binaan Lapas Lombok Barat.
“Kualitas cabai dari Lapas Lombok Barat sangat baik dan stabil. Cabai ini akan kami suplai ke beberapa pabrik besar seperti Sasa, ABC, Sparindo, dan Indofood. Ini bentuk sinergi positif antara lembaga pemasyarakatan dan industri pangan,” ungkap Nonok.
Kepala Lapas Kelas IIA Lombok Barat, M. Fadli, menegaskan bahwa capaian ini adalah hasil dari pembinaan berkelanjutan dan kerja keras warga binaan.
“Program pertanian ini bukan hanya pelatihan keterampilan, tetapi juga bentuk nyata kontribusi kami terhadap ketahanan pangan dan stabilisasi harga cabai di NTB. Kami akan terus kembangkan kapasitas warga binaan dan perluas lahan tanam,” kata Fadli.
Ia juga menambahkan bahwa potensi lahan di Lapas masih sangat besar untuk dikembangkan, dan panen berkelanjutan sangat memungkinkan dengan pendampingan yang tepat.
“Dengan perawatan intensif, panen cabai akan terus berlanjut. Kami optimistis hasilnya akan terus meningkat,” tambahnya.
Program pertanian ini merupakan bagian dari inisiatif Pemasyarakatan Produktif, yaitu strategi yang mendorong hasil kerja warga binaan untuk berdampak secara sosial dan ekonomi. Selain melatih kemandirian, kegiatan ini juga memperkuat posisi Lapas sebagai kontributor dalam rantai pasok pangan nasional.
Dengan adanya program ini, Lapas Lombok Barat membuktikan diri bukan sekadar tempat pembinaan. Sebaliknya, menjadi bagian aktif dari ekosistem ketahanan pangan dan penyeimbang inflasi komoditas pertanian. Fokusnya terutama di wilayah NTB yang kerap terdampak fluktuasi harga cabai.
- Penulis: dicky
