Lapas Namlea Panen 200 Ikat Sawi, Wujud Ketahanan Pangan
- account_circle dicky
- calendar_month Sen, 11 Agu 2025
- visibility 14
- comment 0 komentar

Lapas Namlea menunjukkan komitmen dalam ketahanan pangan nasional dengan panen sayuran sawi dari lahan SAE. (Dok: Humas Lapas Namlea)
PAStime News, Namlea – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Namlea di bawah Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Maluku kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung program ketahanan pangan nasional. Sabtu (9/8), Lapas Namlea memanen 200 ikat sayuran sawi di lahan Sarana Asimilasi dan Edukasi (SAE) yang di garap langsung oleh warga binaan.
Kegiatan panen ini di pimpin langsung oleh Kepala Lapas Namlea, M.M. Marasabessy, di dampingi Kepala Subseksi Pembinaan, Mustafa La Abidin, bersama kelompok tani warga binaan. Hasil panen tersebut menjadi bukti nyata kontribusi Lapas terhadap program Asta Cita Presiden RI dan 13 Program Akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan.
“Panen ini merupakan bentuk nyata kontribusi kami dalam mendukung ketahanan pangan nasional. Melalui pembinaan kemandirian, warga binaan turut ambil bagian menyukseskan program pemerintah,” ujar Marasabessy.
Ia menjelaskan, Lapas Namlea memanfaatkan lahan seluas 984 meter persegi untuk budidaya pertanian. Lahan tersebut terus produktif dan rutin menghasilkan panen, termasuk sayur sawi yang di budidayakan secara intensif oleh warga binaan.
Menurut Marasabessy, potensi luas lahan menjadi keunggulan Lapas Namlea dalam mengembangkan SAE sebagai sarana pembinaan sekaligus pemberdayaan.
“Ini adalah anugerah yang kami manfaatkan sebaik mungkin. Warga binaan tidak hanya bekerja, tapi juga belajar dan di berdayakan melalui kegiatan pertanian,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Subseksi Pembinaan, Mustafa La Abidin, menjelaskan bahwa panen sawi juga memberi dampak ekonomi langsung bagi warga binaan. Sesuai UU Pemasyarakatan Nomor 22 Tahun 2022, warga binaan berhak atas premi sebagai bentuk apresiasi.
“Dari hasil panen, 30% di berikan sebagai premi kepada warga binaan, sedangkan 70% di gunakan untuk operasional Lapas. Ini bagian dari hak mereka atas hasil kerja keras selama masa pembinaan,” jelas Mustafa.
Melalui kegiatan ini, Lapas Namlea tidak hanya mencetak hasil panen, tetapi juga membentuk kemandirian dan keterampilan warga binaan sebagai bekal saat kembali ke masyarakat.
- Penulis: dicky