Kegiatan yang dimulai pukul 09.30 WITA ini menghadirkan Ustad Abu Zubair sebagai pengisi tausyiah. Dalam kajiannya, beliau menekankan pentingnya memahami keutamaan Sholat Jum’at sebagai ibadah istimewa yang membawa banyak keutamaan mulai dari penghapusan dosa, pahala besar bagi yang bersegera menuju masjid, hingga pahala setara dengan ibadah haji bagi yang tidak mampu.
“Hari Jum’at harus dijadikan momentum memperkuat iman dan memperbaiki diri,” tutur Ustad Abu Zubair dalam tausyiahnya di hadapan para warga binaan.
Setelah penyampaian materi, kegiatan dilanjutkan dengan hafalan Al-Qur’an oleh para warga binaan. Program ini menjadi bagian dari pembinaan keagamaan yang bertujuan menumbuhkan kedisiplinan, semangat beribadah, dan kecintaan terhadap ajaran Islam.
Salah satu warga binaan, Wahid, mengaku kegiatan ini memberikan perubahan positif dalam dirinya.
“Lewat hafalan ini, saya belajar untuk lebih disiplin dan istiqamah. Kegiatan ini membuat kami lebih semangat beribadah dan memotivasi untuk berubah menjadi lebih baik,” ungkap Wahid dengan penuh semangat.
Sementara itu, Kepala Lapas Kelas IIA Palu, Makmur, menegaskan bahwa pembinaan kerohanian merupakan bagian penting dalam proses pemasyarakatan.
“Pembinaan keagamaan bukan sekadar rutinitas, tetapi menjadi sarana memperbaiki hati dan karakter. Kami memastikan seluruh WBP mendapatkan hak beribadah dengan baik, nyaman, dan terarah,” ujar Kalapas Palu, Makmur.
Apresiasi juga datang dari Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Sulawesi Tengah, Bagus Kurniawan. Ia menilai kegiatan seperti ini sangat positif dan berdampak langsung terhadap mental serta spiritual warga binaan.
“Pembinaan yang dilakukan Lapas Palu sangat positif. Ini menunjukkan komitmen jajaran pemasyarakatan dalam memberikan pelayanan terbaik serta mendukung proses pembinaan yang humanis,” tutur Kakanwil Bagus Kurniawan.
Kegiatan kajian berjalan tertib, lancar, dan khusyuk, meninggalkan kesan mendalam bagi seluruh peserta. Melalui pembinaan kerohanian yang konsisten, Lapas Palu berharap warga binaan semakin kuat imannya, termotivasi memperbaiki diri, dan siap menatap masa depan yang lebih baik.

