Dalam suasana penuh kesejukan dan khidmat, lima mahasiswa dari Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam, Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah hadir memberikan tausiyah kepada para warga binaan. Salah satu mahasiswa, Ma’shumchanani, menyampaikan kultum bertema “Arti Bersyukur dan Sifat Wajib Allah SWT.”
Dalam tausiyahnya, Ma’shumchanani menekankan pentingnya menanamkan rasa syukur dalam setiap keadaan serta memahami kebesaran Allah SWT melalui sifat-sifat wajib-Nya. Menurutnya, rasa syukur dapat menjadi kunci ketenangan hati serta menjadi kekuatan bagi para warga binaan untuk terus memperbaiki diri selama menjalani masa pembinaan di dalam Lapas.
Kegiatan ini mendapat pendampingan langsung dari Kasubsi Bimbingan Kemasyarakatan dan Perawatan (Bimkemaswat), Afifudin Muhammad Yunus, yang menyambut baik antusiasme para peserta.
“Kultum ini menjadi sarana penyegaran spiritual bagi Warga Binaan. Kami terus berupaya menghadirkan kegiatan keagamaan yang bermakna agar mereka semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT dan memperbaiki akhlak selama menjalani pembinaan,” ujar Yunus.
Sementara itu, Kepala Lapas Pemuda Madiun, Wahyu Susetyo, memberikan apresiasi atas sinergi positif antara pihak Lapas dan UIN Ponorogo. Ia menilai kerja sama ini menjadi langkah strategis dalam memperkuat pembinaan berbasis spiritual bagi warga binaan.
“Kami berterima kasih kepada UIN Ponorogo yang telah ikut berperan dalam membina Warga Binaan melalui kegiatan keagamaan. Program seperti ini sangat sejalan dengan misi kami untuk mencetak pribadi yang lebih baik, beriman, dan siap berkontribusi positif saat kembali ke masyarakat,” ungkap Wahyu.
Melalui kegiatan kultum rutin ini, Lapas Pemuda Madiun berupaya menciptakan lingkungan pembinaan yang religius, damai, dan produktif. Diharapkan, program pembinaan spiritual ini mampu menjadi pendorong bagi warga binaan untuk terus berproses menjadi insan yang berakhlak mulia dan siap menatap masa depan dengan semangat baru.

