Kegiatan tersebut digelar pada Rabu, 12 November 2025, pukul 10.00 WITA di Musholla An-Nisa Lapas Perempuan Kelas III Palu, dipandu langsung oleh Penyuluh Agama Islam dari Kemenag Kabupaten Sigi dan diikuti dengan antusias oleh 126 warga binaan beragama Islam.
Program ini menjadi wadah bagi warga binaan untuk memperdalam pemahaman agama, khususnya dalam membaca dan memahami Al-Qur’an. Dengan pendampingan intensif, para peserta yang sebelumnya belum mengenal huruf hijaiyah kini mulai mampu membaca Iqra dan Al-Qur’an secara bertahap.
Kepala Lapas Perempuan Kelas III Palu, Yoesiana, menyampaikan apresiasi atas sinergi positif antara pihak Lapas dan Kemenag Kabupaten Sigi.
“Kami berharap kegiatan seperti ini terus berlanjut, karena manfaatnya sangat besar. Selain meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an, warga binaan juga mendapatkan ketenangan batin dan motivasi untuk berubah menjadi pribadi yang lebih baik,” ujarnya.
Salah satu penyuluh dari Kemenag Sigi, Suartin, menjelaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar pengajaran teknis membaca Al-Qur’an, tetapi juga menjadi sarana menumbuhkan kesadaran spiritual di kalangan warga binaan.
“Kami membimbing mereka dengan sabar dari tahap paling dasar. Banyak yang awalnya belum bisa membaca huruf hijaiyah, namun kini semakin lancar dan semangat untuk belajar. Ini kemajuan yang patut disyukuri,” tutur Suartin.
Sementara itu, Nisrina, staf Subsi Pembinaan Lapas Perempuan Kelas III Palu, mengungkapkan bahwa kegiatan ini telah menunjukkan hasil positif dari waktu ke waktu.
“Beberapa warga binaan yang dulunya belum bisa membaca kini sudah mampu mengikuti bacaan dengan baik, bahkan ada yang mulai membantu temannya. Ini bukti bahwa pembinaan rohani membawa perubahan positif, baik dari segi kemampuan maupun sikap,” ungkap Nisrina.
Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjenpas) Sulawesi Tengah, Bagus Kurniawan, turut memberikan apresiasi dan dukungan penuh terhadap kegiatan tersebut.
“Pembinaan keagamaan seperti ini sangat penting dalam membentuk karakter dan kepribadian warga binaan. Program baca Iqra dan Al-Qur’an tidak hanya meningkatkan kemampuan literasi keagamaan, tetapi juga menumbuhkan kesadaran spiritual sebagai bekal setelah mereka kembali ke masyarakat,” ujar Bagus Kurniawan.
Kegiatan pembinaan baca Iqra dan Al-Qur’an di Lapas Perempuan Kelas III Palu akan dilaksanakan secara rutin dan berkesinambungan. Diharapkan, warga binaan tidak hanya mampu membaca Al-Qur’an, tetapi juga memahami maknanya dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Melalui program ini, Lapas Perempuan Kelas III Palu menegaskan komitmennya untuk menghadirkan pembinaan berbasis spiritual sebagai bagian penting dari upaya pembentukan pribadi yang beriman, mandiri, dan siap kembali ke tengah masyarakat dengan semangat baru.

