Lapas Saparua Manfaatkan Kotoran Sapi Jadi Kompos Ramah Lingkungan
- account_circle dicky
- calendar_month
- visibility 24
- comment 0 komentar

Lapas Saparua mendukung ketahanan pangan dengan mengolah kotoran sapi menjadi kompos ramah lingkungan untuk pertanian. (Dok: Humas Lapas Saparua)
PAStime News, Saparua – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Saparua terus memperkuat komitmennya dalam mendukung program ketahanan pangan dengan mengolah kotoran sapi menjadi kompos ramah lingkungan.
Kotoran yang berasal dari ternak milik warga sekitar terutama yang di lepasliarkan di Lapangan Pattimura telah di kumpulkan dan di kemas menggunakan karung oleh peternak. Selanjutnya, bahan organik tersebut dikirim ke lahan pertanian milik lapas untuk dijadikan bahan utama pembuatan kompos. Proses ini di laksanakan pada Selasa (30/9).
Setibanya di lokasi, petugas mencampur kotoran dengan tanah hitam dan serbuk kayu. Setelah melalui proses fermentasi sederhana, ketiga bahan tersebut menghasilkan media tanam subur yang siap di gunakan di kebun pembinaan warga binaan.
Kompos yang di hasilkan akan di gunakan untuk menanam sayuran, tanaman obat, serta tanaman produktif lainnya. Dengan demikian, selain mendukung ketahanan pangan, kegiatan ini juga memperkuat program kemandirian narapidana.
Kepala Lapas Kelas III Saparua, Pramuaji Buamonabot, menegaskan bahwa pemanfaatan sumber daya lokal memiliki nilai penting dalam proses pembinaan. “Kami ingin menunjukkan bahwa bahan sederhana seperti kotoran sapi bisa di ubah menjadi sesuatu yang bernilai tinggi. Ini juga menjadi sarana melatih keterampilan dan pola pikir produktif warga binaan,” jelasnya.
Sementara itu, Kasubsi Pembinaan Ellen D. Anakotta menambahkan bahwa kegiatan ini berfungsi ganda. Selain menjadi media edukasi lingkungan, pengolahan kompos juga mengurangi ketergantungan terhadap pupuk kimia. “Ini cara praktis untuk mengajarkan warga binaan bagaimana mengolah limbah organik menjadi manfaat nyata,” ujarnya.
Secara terpisah, Kepala Kantor Wilayah Ditjenpas Maluku, Ricky Dwi Biantoro, menyampaikan apresiasi atas inisiatif tersebut. Ia menilai inovasi ini sebagai contoh nyata kontribusi lapas dalam menjaga lingkungan sekaligus membekali warga binaan dengan keterampilan praktis.
“Inisiatif Lapas Saparua harus dijadikan inspirasi bagi satuan kerja lain. Dengan cara sederhana, lapas bisa memberi manfaat ganda: lingkungan lebih terjaga, dan warga binaan lebih siap kembali ke masyarakat,” kata Ricky.
Melalui program ini, Lapas Saparua berupaya mengintegrasikan pembinaan, pelestarian lingkungan, dan kemandirian ekonomi. Harapannya, pendekatan berkelanjutan ini dapat menciptakan dampak positif, tidak hanya bagi warga binaan, tetapi juga bagi masyarakat sekitar.
- Penulis: dicky