Lapas Wahai dan Puskesmas Gelar Pemeriksaan TBC Gratis bagi Warga Binaan
- account_circle dicky
- calendar_month
- visibility 14
- comment 0 komentar

Pemeriksaan kesehatan di Klinik Lapas Wahai dengan fokus deteksi dini penyakit Tuberkulosis meningkatkan kualitas pelayanan. (Dok: Humas Lapas Wahai)
PAStime News, Wahai, 8 Oktober 2025 — Dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi warga binaan, Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Wahai kembali menjalin kolaborasi dengan Puskesmas Wahai. Mereka menggelar pemeriksaan kesehatan gratis, khususnya deteksi dini penyakit Tuberkulosis (TBC). Kegiatan ini di laksanakan di Klinik Lapas Wahai dan diikuti oleh 13 warga binaan.
Langkah ini merupakan bagian dari tindak lanjut atas Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Lapas Wahai dan Puskesmas Wahai. Kerjasama ini telah di sepakati tahun lalu. Pemeriksaan mencakup pemeriksaan dahak dan pengukuran kadar oksigen. Ini terutama bagi warga binaan yang sebelumnya telah menjalani skrining awal melalui asesmen medis internal pada Kamis (2/10).
Kepala Lapas Wahai, Tersih Victor Noya, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk nyata komitmen Lapas. Lapas memastikan hak dasar warga binaan atas layanan kesehatan terpenuhi secara layak dan menyeluruh.
“Kami mendukung penuh program pemerintah ‘Setahun Bekerja, Bergerak – Berdampak’. Pemeriksaan seperti ini penting untuk mencegah penyebaran penyakit menular dan menjaga kesehatan warga binaan secara umum,” ujar Tersih.
Ia menambahkan, pemenuhan hak kesehatan juga menjadi bagian dari visi Indonesia Emas 2045, yang menekankan pentingnya pencegahan penyakit, perbaikan gizi, dan penguatan layanan kesehatan primer.
“Kesehatan tidak hanya fisik, tapi juga mental. Maka, program pencegahan seperti ini jauh lebih penting dari sekadar pengobatan,” tambahnya.
Kepala Subseksi Pembinaan, Merpaty S. Mouw, juga menegaskan bahwa kesehatan merupakan komponen krusial dalam program pembinaan. Ini mengacu pada UU RI Nomor 22 Tahun 2022 tentang Pemasyarakatan.
“Tubuh yang sehat memudahkan warga binaan untuk mengikuti pembinaan kepribadian maupun kemandirian secara optimal,” tuturnya.
Sementara itu, Ode Restiani, petugas medis dari Puskesmas Wahai yang hadir bersama Perawat Lapas, Fitri Riyanti, menyatakan dukungannya terhadap langkah proaktif Lapas Wahai dalam menjamin hak kesehatan warga binaan.
“Kegiatan ini sangat membantu deteksi dini TBC dan kami senang bisa berkontribusi langsung,” ungkap Ode.
Secara terpisah, Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jendral Pemasyarakatan Maluku, Ricky Dwi Biantoro, mengapresiasi inisiatif Lembaga Pemasyarakatan Wahai. Ia menekankan bahwa kesehatan warga binaan merupakan salah satu fokus strategis dalam pembinaan pemasyarakatan.
“Kami sudah mendorong seluruh UPT Pemasyarakatan untuk mengutamakan aspek kesehatan. Ini adalah bagian dari sistem pembinaan berkelanjutan dan mendukung arah kebijakan nasional,” tegasnya.
- Penulis: dicky