Lapas Wahai Terima Kunjungan Pastoral GPM Bethsan, Perkuat Pembinaan Spiritual Warga Binaan Kristiani
- account_circle dicky
- calendar_month
- visibility 15
- comment 0 komentar

Lapas Wahai dan GPM bekerjasama dalam penguatan spiritual Warga Binaan Kristiani melalui ibadah dan konseling. (Dok: Humas Lapas Wahai)
PAStime News, Maluku — Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Wahai kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung pembinaan spiritual dan mental Warga Binaan, khususnya bagi yang beragama Kristen. Pada Rabu (12/11), Lapas Wahai menerima kunjungan Tim Pastoral dari Gereja Protestan Maluku (GPM) Jemaat Bethsan Wahai sebagai bagian dari program pelayanan triwulan.
Kunjungan tersebut dipimpin oleh Pendeta Elchris Latuny dan disambut langsung oleh Kepala Lapas Wahai, Tersih Victor Noya, bersama jajaran petugas pembinaan. Kegiatan berlangsung di Gereja Ebenhaezer Lapas Wahai dengan penuh kehangatan dan kekhidmatan.
Dalam kegiatan yang bertujuan memberikan pelayanan spiritual dan dukungan psikososial, para Warga Binaan Kristiani mengikuti rangkaian ibadah bersama, renungan rohani, serta sesi konseling pribadi.
Kepala Lapas Wahai, Tersih Victor Noya, menyampaikan apresiasi yang tinggi atas konsistensi GPM Jemaat Bethsan dalam mendampingi para Warga Binaan. Menurutnya, pembinaan spiritual merupakan pilar utama dalam sistem Pemasyarakatan modern, karena berperan penting membentuk karakter dan keimanan yang kuat.
“Kami berterima kasih kepada Tim Pastoral GPM Bethsan atas kontribusi nyata dalam menciptakan suasana Lapas yang kondusif. Pembinaan mental dan spiritual ini menumbuhkan harapan baru bagi para Warga Binaan untuk memperbaiki diri. Semoga Tuhan senantiasa memberkati pelayanan ini,” ujar Tersih.
Sementara itu, Pendeta Elchris Latuny menegaskan bahwa pelayanan pastoral di Lapas merupakan bentuk nyata kepedulian gereja terhadap sesama tanpa memandang masa lalu mereka. Ia menilai, rehabilitasi rohani menjadi kunci penting dalam mengubah perilaku dan memperkuat keimanan para Warga Binaan.
“Kami datang bukan untuk menghakimi, melainkan untuk membawa pesan kasih, pengampunan, dan harapan. Setiap individu berhak mendapatkan kesempatan kedua. Melalui pembinaan rohani, mereka bisa memulai lembaran baru dalam hidupnya,” ungkap Pendeta Elchris.
Kegiatan pastoral tersebut diikuti oleh 10 Warga Binaan Kristiani yang dengan khusyuk mengikuti seluruh sesi ibadah dan konseling. Banyak di antara mereka yang menyampaikan rasa syukur atas perhatian yang diberikan gereja dan pihak Lapas.
Salah satu Warga Binaan berinisial MH mengaku terharu dengan kunjungan tersebut.
“Kunjungan seperti ini sangat berarti. Di sini kami sering merasa sendiri, tapi bimbingan rohani seperti ini membuat kami kuat dan berharap lagi. Kami ingin keluar dari sini dengan semangat baru untuk menjadi pribadi yang lebih baik,” ujarnya.
Kunjungan pastoral dari GPM Jemaat Bethsan Wahai diharapkan menjadi penyemangat baru bagi Warga Binaan Kristiani dalam menjalani masa pembinaan, khususnya menjelang akhir tahun 2025. Selain memperkuat keimanan, kegiatan ini juga menegaskan bahwa Warga Binaan tidak dilupakan oleh masyarakat.
Melalui dukungan spiritual yang berkesinambungan, Lapas Wahai terus berupaya menciptakan lingkungan pembinaan yang humanis, berkarakter, dan berlandaskan nilai keagamaan, sebagai langkah konkret menuju Pemasyarakatan yang berdaya dan bermartabat.
- Penulis: dicky
