LPKA Medan Gandeng Yayasan Dizigui Latih Tari Anak Binaan
- account_circle Adilman Zai
- calendar_month Sel, 5 Agu 2025
- visibility 17
- comment 0 komentar
LPKA Medan bekerja sama dengan Yayasan Dizighui Medan gelar pelatihan seni tari tradisional yang di ikuti dengan antusias oleh Anak Binaan pada Selasa (5/8) (Web_Ditjenpas)
PAStime News, Medan – Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas I Medan kembali tunjukkan komitmennya dalam mendukung pembinaan karakter Anak Binaan secara holistik. Kali ini, LPKA Medan bekerja sama dengan Yayasan Dizighui Medan gelar pelatihan seni tari tradisional yang di ikuti dengan antusias oleh Anak Binaan pada Selasa (5/8) sebagai bagian dari program pembinaan berbasis seni budaya.
Kepala LPKA Medan, Fauzi Harahap, menegaskan pelatihan seni tari bukan hanya bertujuan mengisi waktu luang, tetapi juga menjadi media pembentukan karakter, kedisiplinan, dan rasa percaya diri Anak Binaan.
“Kami terus berupaya menciptakan ruang-ruang positif bagi Anak Binaan untuk mengekspresikan diri dan mengembangkan potensi mereka. Melalui kegiatan seni seperti ini, kami berharap anak-anak lebih berani, percaya diri, dan memiliki semangat baru dalam menjalani pembinaan,” harapnya.
Dalam pelatihan ini, Anak Binaan di ajarkan gerakan dasar tari tradisional yang sarat nilai budaya, etika, dan kerja sama. Pelatih dari Yayasan tak hanya mengajarkan teknik gerak, tapi juga membangun interaksi hangat dan suportif dengan peserta.
Haris, pelatih dari Yayasan, kagum dengan semangat dan potensi Anak Binaan LPKA Medan. “Ini adalah pengalaman luar biasa. Anak-anak di sini punya bakat besar dan cepat belajar.
Mereka bukan hanya mengikuti gerakan, tapi juga mulai menikmati prosesnya. Kami yakin seni bisa menjadi jembatan untuk menyentuh hati dan membuka harapan mereka,” tuturnya.
Kegiatan ini menjadi upaya LPKA Medan dalam menciptakan ekosistem pembinaan yang inklusif dan humanis. Dengan pendekatan seni, Anak Binaan di beri kesempatan untuk merasakan kebahagiaan sekaligus belajar tentang nilai-nilai kebersamaan, kedisiplinan, dan budaya lokal.
- Penulis: Adilman Zai
