Maulid Nabi, Lapas Atambua Bersinergi dengan Kemenag Belu
- account_circle Adilman Zai
- calendar_month
- visibility 19
- comment 0 komentar

Warga Binaan Lapas Atambua terima pembinaan spiritual dalam peringatan Maulid Nabi, hasil kolaborasi dengan Kemenag Belu, Kamis (25/9). (Dok: Humas Lapas Atambua)
PAStime News, Atambua – Warga Binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Atambua menerima pembinaan spiritual dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad saw., Kamis (25/9). Peringatan ini merupakan kolaborasi antara Lapas Atambua dengan Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Belu.
Kegiatan tersebut di buka dengan lantunan maulid dan salawat bersama yang menggema, menciptakan atmosfer spiritual menenangkan dan menyentuh hati. Pembacaan salawat tidak hanya menjadi pembuka, tetapi juga menjadi momen refleksi dan introspeksi bagi seluruh yang hadir.
Kepala Lapas Atambua, Bambang Hendra Setyawan, menekankan pentingnya kegiatan keagamaan sebagai sarana pembinaan. Ia berharap Warga Binaan meneladani akhlak Rasulullah untuk bekal menjalani kehidupan setelah kembali ke masyarakat. “Pembinaan spiritual adalah fondasi penting agar mereka menjadi pribadi yang lebih baik dan siap berintegrasi kembali dengan lingkungan sosial,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Kantor Urusan Agama Kota Atambua, H. Abdurrahman Mukhtar, menyampaikan apresiasinya atas kolaborasi yang terjalin antara Lapas dan Kemenag dalam upaya pembinaan spiritual. “Peringatan Maulid Nabi di Lapas adalah bukti komitmen kita bersama untuk memberikan bekal moral dan agama bagi para Warga Binaan,” ujarnya.
Puncak peringatan Maulid Nabi di isi dengan tausiah inspiratif dari Ustaz Teddy Sofyan dengan tema ‘Meneladani Nabi Muhammad saw. untuk Membangun Pribadi yang Tangguh dan Bermoral’. Ia mengajak seluruh hadirin untuk merenungkan kembali nilai-nilai luhur yang di ajarkan nabi seraya menekankan ketangguhan sejati bukan hanya tentang kekuatan fisik, melainkan kekuatan mental dan spiritual dalam menghadapi cobaan.
“Rasulullah adalah teladan sempurna. Beliau mengajarkan kita untuk sabar, ikhlas, dan selalu berbuat kebaikan, bahkan dalam situasi yang paling sulit sekalipun,” jelas Ustaz Teddy.
Sebagai penutup, di lakukan pembagian bingkisan kepada seluruh Warga Binaan. Rian, satu Warga Binaan, menyampaikan rasa syukurnya karena masih bisa merasakan suasana keagamaan meski berada di Lapas. “Acara ini membuat kami merasa tidak sendiri. Kami jadi lebih semangat untuk berubah dan lebih dekat kepada Allah,” katanya.
Momen ini menjadi simbol kepedulian dan kebersamaan sekaligus harapan agar mereka senantiasa merasa di hargai. Peringatan Maulid Nabi di harapkan tidak hanya menjadi kegiatan seremonial, tetapi menjadi langkah nyata dalam membina dan mempersiapkan Warga Binaan untuk kembali menjadi bagian produktif dari masyarakat.
- Penulis: Adilman Zai