Minyak Kayu Putih “86” Lapas Namlea Juara 2 di IPPAFest 2025
- account_circle dicky
- calendar_month Sen, 11 Agu 2025
- visibility 22
- comment 0 komentar

Minyak Kayu Putih '86' dari Lapas Namlea menarik perhatian di IPPAFest 2025, buktikan inovasi warga binaan. (Dok: Humas Lapas Namlea)
PAStime News, Namlea – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Namlea kembali mengharumkan nama Kanwil Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Maluku lewat ajang Indonesian Prison Products and Arts Festival (IPPAFest) 2025 yang berlangsung di Pantai Aloha, PIK 2 Jakarta.
Dalam festival nasional tersebut, Lapas Namlea berhasil meraih peringkat ke-2 sebagai UPT dengan penjualan produk karya narapidana terbanyak, berkat produk unggulan mereka, Minyak Kayu Putih “86”, yang sukses mencuri perhatian pengunjung.
Festival yang berlangsung selama tiga hari, 8–10 Agustus 2025, menampilkan beragam produk buatan warga binaan dari seluruh Indonesia.
Warga binaan Lapas Namlea asal Pulau Buru mengolah Minyak Kayu Putih “86” hingga menjadi salah satu produk terlaris. Mereka berhasil menjual habis seluruh 150 botol di stan Kanwil Direktorat Jendral Pemasyarakatan Maluku.
Kepala Lapas Namlea, M. M. Marasabessy, menyebut pencapaian ini sebagai bukti bahwa warga binaan mampu berkarya dan berinovasi, bahkan dari dalam tembok penjara.
“Lewat produk Minyak Kayu Putih ‘86’, kami menunjukkan bahwa Lapas Namlea mampu menghasilkan karya berkualitas dan berdaya saing. Ini juga membuktikan bahwa pembinaan kemandirian yang kami jalankan memberi hasil nyata,” ungkapnya.
Ia menambahkan, keberhasilan ini adalah hasil kerja keras seluruh jajaran Lapas yang konsisten mengembangkan potensi warga binaan melalui program pembinaan berbasis kearifan lokal.
Produk “86” sendiri merupakan hasil rebranding dari produk sebelumnya bernama Carlea, yang sempat menarik perhatian dalam pameran serupa pada 2017. Kini, produk tersebut tampil dengan kemasan lebih baik, aroma khas, dan khasiat alami minyak kayu putih Pulau Buru.
Kepala Kanwil Ditjenpas Maluku, Ricky Dwi Biantoro, turut mengapresiasi capaian tersebut. Ia menilai Lapas Namlea berhasil memadukan kearifan lokal dengan pemberdayaan warga binaan secara optimal.
“Penghargaan ini merupakan hasil dari pembinaan yang maksimal. Lapas Namlea telah menunjukkan komitmen luar biasa dalam memberdayakan warga binaan menjadi bagian dari roda ekonomi kreatif,” ujarnya.
Melalui prestasi ini, Lapas Namlea kembali membuktikan bahwa produk buatan warga binaan mampu bersaing di pasar nasional. Ke depan, pihak Lapas berkomitmen memperluas jangkauan produk “86” dan terus mengembangkan program pembinaan kemandirian, khususnya dalam menghasilkan produk UMKM berkualitas tinggi.
- Penulis: dicky