Nuansa Pesantren Hidup di Rutan Banjarnegara, Warga Binaan Dibekali Iman dan Akhlak
- account_circle dicky
- calendar_month
- visibility 16
- comment 0 komentar

Kegiatan pesantren kilat di Rutan Banjarnegara membawa semangat religius dan memperdalam ilmu agama bagi warga binaan. (Dok: Humas Rutan Banjarnegara)
PAStime News, Banjarnegara – Suasana religius kembali menyelimuti Masjid At-Taubah Rutan Kelas IIB Banjarnegara pada Jumat (26/9/2025). Puluhan warga binaan mengikuti kegiatan pesantren kilat dengan penuh antusias, yang dipandu langsung oleh pemateri dari Pondok Pesantren Al-Fatah Banjarnegara.
Rutan Banjarnegara menyelenggarakan kegiatan ini sebagai bagian dari program unggulan pembinaan keagamaan. Melalui pesantren kilat, pihak rutan memberikan kesempatan bagi warga binaan untuk memperdalam ilmu agama.
Selain itu, mereka bisa memperbaiki perilaku dan memperkuat bekal moral serta spiritual. Secara khusus, kegiatan ini bertujuan mendukung proses reintegrasi sosial pasca-pembebasan.
Para ustaz membimbing warga binaan dalam berbagai materi keislaman. Materinya meliputi Tahfidzul Qur’an, Tajwid, Tauhid, Fiqih, Akhlak, hingga Kajian Kitab Kuning dan Sejarah Islam. Para pengajar menyampaikan materi dengan pendekatan yang menekankan pemahaman dan pengamalan dalam kehidupan sehari-hari.
Rutan Banjarnegara juga memilih Masjid At-Taubah sebagai lokasi kegiatan karena nilai simbolisnya. Nama “At-Taubah” yang berarti pertobatan diharapkan mampu menjadi pengingat. Setiap orang, termasuk warga binaan, memiliki kesempatan untuk berubah dan memperbaiki diri.
Wakil Bupati Banjarnegara, Gus Wakhid Djumali, turut mengapresiasi program ini sebagai bentuk pembinaan rohani yang menyentuh. Ini memberikan dampak positif secara langsung.
Kepala Rutan Banjarnegara, Dodik Harmono, menjelaskan bahwa kegiatan pesantren kilat menjadi salah satu bentuk nyata implementasi Panca Carana Laksya Pemasyarakatan. Kegiatan ini juga mendukung langsung 13 Program Akselerasi Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan Tahun 2025.
Ia menegaskan pentingnya pembinaan keagamaan dalam membentuk karakter warga binaan. “Kami memperkuat fondasi iman dan akhlak agar warga binaan menjadi pribadi yang disiplin, mandiri, dan siap bersaing secara sehat,” ujarnya.
Ia juga menilai bahwa pembinaan seperti ini mendukung upaya mengurangi overcrowding dengan cara menekan potensi gangguan keamanan melalui pendekatan rohani.
Lebih lanjut, Dodik menyampaikan bahwa pembinaan spiritual menjadi strategi penting dalam mencetak warga binaan yang beriman, berakhlak mulia, dan siap kembali ke masyarakat. “Kami ingin mereka menjadi individu yang lebih baik. Selain itu, mereka bisa membawa manfaat bagi keluarga, lingkungan, dan bangsa,” tambahnya.
Melalui program ini, Rutan Banjarnegara membuktikan bahwa pembinaan tidak hanya berfokus pada peningkatan keterampilan kerja. Itu juga membidik penguatan nilai-nilai keagamaan. Dengan pendekatan holistik ini, pihak rutan berharap proses pembinaan bisa menyentuh sisi kemanusiaan warga binaan secara lebih utuh.
- Penulis: dicky