Panen 450 Kg Jagung Manis di Lapas Palu, Ditjenpas Sulteng: Wujud Dukung Swasembada Pangan
- account_circle Adilman Zai
- calendar_month Sen, 11 Agu 2025
- visibility 17
- comment 0 komentar

Turut hadir dalam panen jagung tersebut Kepala Bidang Pelayanan dan Pembinaan Irpan, Kepala Seksi Kegiatan Kerja I Made Budana, Kepala Kesatuan Pengamanan Lapas I Made Sudiasa, serta Kepala Urusan Umum Rahima, Senin (11/8/2025) (Humas Kanwil Ditjenpas Sulteng)
PAStime News, Palu – Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjenpas) Sulawesi Tengah terus mendorong pemberdayaan warga binaan sebagai bagian dari pembinaan berbasis keterampilan. Salah satunya melalui program ketahanan pangan yang sejalan dengan Asta Cita Presiden dan 13 Program Akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan.
Hal tersebut terbukti saat Lapas Kelas IIA Palu mencatat panen perdana varietas jagung manis dari lahan seluas 510 meter persegi. Hasilnya mencapai 450 kilogram yang tersebar di area perkebunan samping lapas dan Sarana Asimilasi dan Edukasi (SAE) Langaleso, Senin (11/8/2025).
Kepala Kantor Wilayah Pemasyarakatan Sulteng, Bagus Kurniawan, melalui Kepala Bagian Tata Usaha dan Umum, Maulana Luthfiyanto menyebut panen ini menjadi bukti nyata pembinaan di lapas tak hanya fokus pada pembinaan moral, tetapi juga keterampilan produktif.
“Panen ini menunjukkan bahwa pembinaan di lapas mampu membekali warga binaan dengan keterampilan yang bermanfaat, membuat mereka berdaya, dan ikut mendukung program ketahanan pangan. Ke depan, kami ingin memperluas lahan dan jenis komoditas yang di tanam, agar manfaatnya semakin besar,” ujar Maulana.
Maulana menambahkan keberhasilan ini berkat kerja sama petugas dan warga binaan yang disiplin merawat tanaman dari tanam hingga panen.
“Kami bersyukur, pembinaan berbasis keterampilan ini mendapat respons positif dari warga binaan. Harapannya, keterampilan yang di peroleh bisa menjadi bekal usaha setelah mereka kembali ke masyarakat,” ungkapnya.
Kepala Lapas Palu, Makmur, menyebut panen jagung manis sebagai tonggak awal pengembangan pertanian di Lapas Palu.
“Ini baru langkah awal. Ke depan, kami akan mencoba komoditas lain yang bernilai ekonomis tinggi. Prinsipnya, setiap jengkal lahan yang ada harus produktif, sehingga program pembinaan benar-benar memberikan dampak,” jelas Makmur.
Turut hadir dalam panen tersebut Kepala Bidang Pelayanan dan Pembinaan Irpan, Kepala Seksi Kegiatan Kerja I Made Budana, Kepala Kesatuan Pengamanan Lapas I Made Sudiasa, serta Kepala Urusan Umum Rahima.
Program ini di harapkan tidak hanya memenuhi kebutuhan pangan internal lapas, tetapi juga memberi kontribusi nyata terhadap kemandirian pangan daerah. Dengan demikian, pembinaan warga binaan memiliki dampak langsung bagi masyarakat sekaligus memperkuat swasembada pangan nasional.
Humas Kanwil Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Sulteng
- Penulis: Adilman Zai