Kegiatan ini merupakan bagian dari program pembinaan kemandirian yang digagas pihak lapas sejalan dengan visi Presiden RI dalam Asta Cita untuk memperkuat ketahanan pangan masyarakat.
Kepala Lapas Lombok Barat, M. Fadli, mengungkapkan bahwa panen kali ini adalah buah dari kerja keras warga binaan yang menanam dan merawat tanaman kangkung selama kurang lebih satu bulan.
“Program ini menjadi sarana pembinaan agar warga binaan memiliki keterampilan praktis sekaligus berkontribusi pada ketahanan pangan,” ujar Fadli.
Menurutnya, lahan seluas sekitar 2.500 meter persegi di area depan lapas dimanfaatkan secara optimal untuk menanam berbagai jenis sayuran, seperti kangkung dan sawi. Hasil panen sebagian digunakan untuk memenuhi kebutuhan dapur lapas, sementara sisanya dijual kepada masyarakat sekitar.
Sementara itu, Irfan Diansyah, Kepala Seksi Kegiatan Kerja (Giatja) Lapas Lombok Barat, menjelaskan bahwa kegiatan pertanian tersebut bukan hanya bersifat produktif, tetapi juga mendidik warga binaan agar memiliki tanggung jawab dan semangat kerja tinggi.
“Kami ingin mereka terbiasa bekerja keras dan memiliki bekal keterampilan yang bisa diterapkan setelah bebas nanti,” tutur Irfan di sela kegiatan panen.
Program pertanian ini menjadi salah satu bentuk nyata pembinaan kemandirian yang terus dikembangkan oleh Lapas Lombok Barat. Panen kangkung kali ini membuktikan bahwa warga binaan mampu berkontribusi positif melalui kegiatan pertanian sederhana yang bernilai ekonomi serta mendukung ketahanan pangan lokal.

