Panen Magot: Inovasi Pengelolaan Sampah Organik di Lapas Purwokerto
- account_circle dicky
- calendar_month
- visibility 15
- comment 0 komentar

Lapas Purwokerto sukses panen magot dari budidaya lalat Black Soldier Fly untuk pengelolaan sampah organik. (Dok: Humas Lapas Purwokerto)
PAStime News, Purwokerto – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Purwokerto kembali menunjukkan komitmennya dalam mewujudkan program pembinaan kemandirian yang inovatif dan ramah lingkungan.
Kali ini, Lapas Purwokerto melaksanakan kegiatan panen magot hasil dari budidaya lalat Black Soldier Fly (BSF). Pengelolaan ini telah di lakukan oleh warga binaan sebagai bagian dari program pengelolaan sampah organik, pada Selasa (7/10).
Kegiatan panen magot ini merupakan tindak lanjut dari upaya Lapas Purwokerto. Tujuannya adalah untuk mengurangi timbunan sampah organik sekaligus menciptakan nilai ekonomi baru. Sampah sisa makanan dan bahan organik yang sebelumnya berpotensi menjadi limbah kini di manfaatkan sebagai media produksi magot. Selanjutnya magot dapat di gunakan sebagai pakan ternak ikan maupun unggas karena kandungan proteinnya yang tinggi.
Kepala Lapas Kelas IIA Purwokerto, Aliandra Harahap, menyampaikan apresiasinya atas keberhasilan warga binaan dalam menjalankan program tersebut. “Panen magot ini bukan hanya tentang hasil, tetapi juga tentang proses pembelajaran dan perubahan pola pikir. Kami ingin menanamkan nilai kemandirian, kerja keras, dan kepedulian terhadap lingkungan kepada warga binaan,” ujar Aliandra.
Dengan adanya kegiatan panen magot ini, Lapas Purwokerto berperan bukan hanya sebagai tempat pembinaan, tetapi juga sebagai pusat edukasi dan pemberdayaan lingkungan. Inovasi ini diharapkan dapat memberikan manfaat berkelanjutan, baik bagi warga binaan maupun masyarakat sekitar. Juga memperkuat citra positif Lapas sebagai lembaga yang adaptif terhadap isu lingkungan dan ketahanan pangan.
- Penulis: dicky