Pebble Art: Warga Binaan Lapas Wahai Asah Kreativitas Mandiri
- account_circle Adilman Zai
- calendar_month
- visibility 53
- comment 0 komentar

Warga Binaan Lapas Wahai belajar autodidak Pebble Art sebagai bagian dari pelatihan kemandirian, digelar di Beranda 'Mesra', Senin (22/9). (Dok: Humas Lapas Wahai)
PAStime News, Wahai – Warga Binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Wahai ramai-ramai mengasah kreativitas dengan belajar autodidak teknik membuat lukisan Pebble Art di Beranda ‘Mesra’ Lapas, Senin (22/9). Kegiatan tersebut menjadi keterampilan baru yang merupakan bagian dari program pelatihan kemandirian Lapas Wahai.
Kalapas Wahai, Tersih Victor Noya, menyatakan Warga Binaan dapat menguasai berbagai keterampilan jika petugas jeli melihat bakat mereka. “Warga Binaan memang seringkali membuat kerajinan secara autodidak bila kita mengunjungi kamar perumahan mereka seperti banyaknya di jumpai adanya cangklong atau pipa rokok maupun asbak. Itu semua adalah magnet yang harus kita berdayakan,” jelasnya.
Tersih menjelaskan, program kemandirian di tingkatkan untuk membekali Warga Binaan dengan keterampilan dan jiwa wirausaha guna mendukung reintegrasi sosial. “Lapas mempunyai potensi besar untuk mendorong terciptanya produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dari dalam tembok melalui peningkatan dayagunaan Warga Binaan,” terangnya.
Saat ini, Lapas Wahai melalui subseksi (subsi) pelatihan tengah memprogramkan kerajinan Pebble Art sebagai produk unggulan. Pebble Art sendiri merupakan seni yang menciptakan gambar atau komposisi kreatif dari batu atau kerikil kecil yang di rekatkan pada permukaan seperti kayu dan kanvas.
Kepala Subsi Pembinaan, Merpaty S. Mouw, mengatakan Pebble Art memanfaatkan keindahan alami dari batu untuk membentuk berbagai pola dan gambar sebagai pajangan seperti hiasan dinding.
Senada, Frans Tepal selaku staf subsi pelatihan mengatakan unsur penting dalam Pebble Art tersebut. Bahan utama adalah batu alam seperti batu pantai dan kerikil halus. Permukaannya menggunakan papan serta tambahan hiasannya adalah cat dan perekat, tambahnya.
Salah satu Warga Binaan, WD, sangat bersemangat akan melaksanakan keterampilan tersebut. “Hanya dengan melihat contoh gambar yang di berikan petugas, tangan kami sudah tak sabar untuk merangkai. Kami bisa belajar autodidak,” ucapnya.
Inisiatif peningkatan program kemandirian tersebut di respon langsung oleh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Maluku, Ricky Dwi Biantoro. “Kami terus mendorong Unit Pelaksana Teknis Pemasyarakatan se-Maluku untuk giatkan keterampilan bagi Warga Binaan dalam menghasilkan produk UMKM sebagaimana Arahan Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Agus Andrianto, melalui Program Akselerasi,” tuturnya.
Tentang Pebble Art yang akan di kembangkan, Ricky juga memberikan apresiasinya. “Seni ini merupakan kegiatan yang mudah dan menenangkan, cocok untuk segala usia baik Warga Binaan yang usia muda maupun tua. Saya mengapresiasi aktivitas kreatif ini karena tujuannya memanusiakan manusia untuk menjadi lebih baik ke depan,” tutupnya.
- Penulis: Adilman Zai
