Kegiatan pelatihan hadroh ini tidak hanya menjadi wadah bagi warga binaan untuk menyalurkan minat dan bakat, tetapi juga merupakan bagian penting dalam pembinaan spiritual dan karakter. Setiap minggu, lantunan shalawat yang diiringi tabuhan rebana khas hadroh menggema dari Masjid At-Taubah, menciptakan suasana religius yang penuh energi positif dan kebersamaan.
“Kami berkomitmen menyediakan kegiatan pembinaan yang menyentuh aspek spiritual dan mental. Hadroh menjadi sarana yang efektif untuk membentuk akhlak, kedisiplinan, serta memperkuat hubungan warga binaan dengan nilai-nilai keagamaan,” ungkap Yulian Fernando, Kepala Rutan Kelas IIB Bengkulu.
Pelatihan ini dipandu langsung oleh Nanang Darmawan, Pembina Kerohanian Rutan Bengkulu. Dengan pendekatan yang sabar dan terstruktur, ia membimbing peserta mulai dari teknik dasar memukul rebana, pengaturan tempo, hingga kekompakan dalam melantunkan syair-syair pujian kepada Nabi Muhammad SAW.
“Bukan hanya musik, hadroh membawa pesan moral dan spiritual. Kami ingin agar setiap warga binaan tidak hanya terampil, tetapi juga lebih matang secara emosional dan religius,” tutur Nanang.
Program ini juga menjadi sarana efektif dalam meningkatkan kepercayaan diri, fokus, serta pengendalian emosi warga binaan. Melalui irama yang teratur dan lirik shalawat yang menyentuh, hadroh membuka ruang kontemplasi dan introspeksi bagi para peserta, sekaligus mempererat rasa persaudaraan di antara mereka.
Kegiatan ini merupakan bagian dari strategi pembinaan kepribadian dan reintegrasi sosial yang diusung oleh Rutan Bengkulu, agar warga binaan siap kembali ke tengah masyarakat dengan bekal spiritual dan mental yang lebih kuat.

