Pelatihan Seni Budaya, Difabel dan Kader PKK Jakpus Lulus
- account_circle dicky
- calendar_month Kam, 31 Jul 2025
- visibility 9
- comment 0 komentar

Pelatihan Seni Budaya mendukung kreativitas penyandang disabilitas dan kader PKK dengan mengajarkan keterampilan seni yang inklusif. (Dok: beritajakarta.id/Folmer)
PAStime News, Jakarta – Sebanyak 50 penyandang disabilitas dan 50 kader PKK Jakpus menyelesaikan Pelatihan Seni Budaya di Gedung Mashabi, Tanah Abang, 17–30 Juli 2025.
Wali Kota Jakarta Pusat, Arifin, menutup langsung Pelatihan Seni Budaya tersebut pada Rabu (30/7). Ia menyampaikan rasa bangga dan terharu atas semangat dan kreativitas peserta, terutama para penyandang disabilitas.
“Keterbatasan fisik tak menghalangi mereka untuk berkarya. Justru semangat mereka menjadi inspirasi bagi kita semua,” ujar Arifin dalam sambutannya.
Ia menekankan pelatihan ini mengajarkan keterampilan kriya dan membatik sekaligus menumbuhkan semangat kolaborasi, penghargaan, dan keberagaman.
“Seni terbukti menjadi ruang ekspresi inklusif, tempat siapa pun bisa berkarya tanpa batas,” lanjutnya.
Arifin menyatakan program ini bukti komitmen pemerintah memberi ruang setara bagi semua, termasuk penyandang disabilitas, untuk berkarya di seni budaya.
Ia juga mendorong peserta agar terus mengembangkan keterampilan yang mereka peroleh, baik untuk media ekspresi maupun peluang usaha.
“Pelatihan Seni Budaya ini semoga menjadi awal dari banyak kesempatan yang akan datang bagi difabel untuk terus berkontribusi dalam dunia seni,” tuturnya.
Arifin mengajak masyarakat menciptakan lingkungan inklusif yang menghargai dan memberi ruang tumbuh bagi semua.
Tak lupa, ia menyampaikan apresiasi kepada para pengajar dan Suku Dinas Kebudayaan Jakarta Pusat atas dedikasi dan kerja keras dalam menyelenggarakan kegiatan ini.
“Terima kasih atas bimbingan dan semangat yang telah diberikan kepada para peserta. Ini bukti nyata kolaborasi yang memberi dampak positif,” tambahnya.
Sementara itu, Kasubag TU sekaligus Plt Kepala Seksi Pembinaan Suku Dinas Kebudayaan Jakarta Pusat, Dya Perwita Kusuma, menjelaskan bahwa peserta berasal dari pelajar Sekolah Luar Biasa (SLB), kader PKK, dan pengajar PAUD.
“Pelatihan ini bukan sekadar belajar seni, tapi juga menjadi ruang tumbuh untuk percaya diri, kerja sama, dan berbagi pengalaman,” ujarnya.
Kegiatan ini sekaligus mempertegas pentingnya seni sebagai alat pemberdayaan dan medium yang menyatukan berbagai latar belakang dalam semangat inklusi sosial.
- Penulis: dicky