Program ini lahir dari komitmen Rutan Bengkulu terhadap pengurangan limbah dapur sekaligus upaya meningkatkan kemandirian pangan di lingkungan pemasyarakatan. Limbah sayuran yang sebelumnya dibuang kini dikumpulkan, dipilah, lalu difermentasi menggunakan campuran molase dan EM4 mikroorganisme efektif yang mempercepat pembusukan serta meningkatkan mutu pupuk.
Kepala Rutan Bengkulu, Yulian Fernando, melalui Kasubsi Pelayanan Tahanan, Rafi Rizaldi, menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi bagian dari strategi pembinaan warga binaan di bidang lingkungan dan pertanian.
“Kami berupaya menciptakan lingkungan rutan yang bersih sekaligus memberikan bekal keterampilan bagi warga binaan. Pengolahan limbah menjadi pupuk organik ini adalah kegiatan produktif yang dapat mereka terapkan setelah bebas nanti,” ujar Rafi.
Pembuatan pupuk dilakukan melalui tahapan sederhana namun terukur. Sisa sayuran dari dapur dikumpulkan setiap hari, dicacah agar mudah terurai, kemudian dicampur dengan larutan molase dan EM4. Campuran tersebut dimasukkan ke dalam wadah tertutup dan difermentasi selama dua hingga tiga minggu sebelum siap digunakan.
Meski menggunakan alat sederhana, hasil pupuk yang dihasilkan terbukti efektif untuk menyuburkan tanaman di area pekarangan rutan. Tanaman seperti kangkung, cabai, dan bayam tumbuh subur berkat penggunaan pupuk organik hasil olahan tersebut.
Selain berdampak ekologis, program ini juga memberikan efek psikologis positif bagi warga binaan. Mereka merasa lebih produktif dan memiliki kegiatan yang bermanfaat selama menjalani masa pembinaan.
“Ke depan, kami berencana memperluas area pengomposan serta memperbanyak jenis tanaman yang dikelola. Harapannya, pupuk organik hasil olahan ini tidak hanya digunakan di dalam rutan, tetapi juga dapat dipasarkan untuk menambah nilai ekonomi,” tambah Rafi.
Program pengolahan limbah organik oleh Rutan Bengkulu menjadi bukti bahwa inovasi lingkungan dapat dimulai dari hal sederhana. Dengan kolaborasi antara petugas dan warga binaan, langkah ini tidak hanya menjaga kelestarian alam tetapi juga menjadi sarana pembinaan berkelanjutan dan pemberdayaan manusia di dalam lembaga pemasyarakatan.

