Rajutan Harapan: Lapas Tual Bina Warga Lewat Kerajinan Tangan
- account_circle Adilman Zai
- calendar_month
- visibility 43
- comment 0 komentar

Lapas Kelas IIB Tual optimalkan program rajutan bagi warga binaan perempuan untuk bekali keterampilan dan hasilkan produk bernilai jual. (Dok: Humas Lapas Tual)
PAStime News, Langgur – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Tual terus menunjukkan komitmennya dalam membina warga binaan pemasyarakatan (WBP) melalui program keterampilan yang produktif. Salah satu program unggulan yang kini semakin di optimalkan adalah kerajinan rajutan. Melalui program ini, warga binaan perempuan di bekali kemampuan merajut untuk menghasilkan produk bernilai jual tinggi, seperti tas, dompet, dan boneka rajut, Senin (29/9).
Pelatihan merajut ini bukan sekadar mengisi waktu luang, tetapi juga bertujuan membekali warga binaan dengan keterampilan yang dapat di gunakan sebagai modal usaha setelah bebas nanti.
Plh. Kepala Lapas Kelas IIB Tual, Martha, menyampaikan bahwa program ini mendapat sambutan positif dari para warga binaan. “Kami melihat antusiasme yang tinggi dari para warga binaan. Mereka tidak hanya belajar teknik merajut, tetapi juga menemukan kebahagiaan dan motivasi untuk berkreasi,” ujarnya.
Kasi Binadik K. Huwae berharap program ini berkelanjutan dan terbuka untuk kerja sama dengan komunitas maupun pelaku usaha guna memperluas pasar. Ini adalah langkah nyata dalam mendukung reintegrasi sosial warga binaan agar dapat kembali menjadi anggota masyarakat yang mandiri dan produktif. “Di bawah bimbingan petugas, warga binaan di latih dari pemilihan benang hingga tahap finishing produk. Kualitas hasil rajutan mereka tidak kalah dengan produk yang di jual di pasaran. Produk-produk ini rencananya akan di pamerkan dan di pasarkan melalui berbagai acara dan platform digital untuk meningkatkan daya jual,” ungkapnya.
Ricky Dwi Biantoro, selaku Kepala Kantor Wilayah Ditjenpas Maluku, mengatakan lebih dari sekadar produk, program ini memberikan dampak rehabilitatif yang signifikan. Merajut terbukti dapat meningkatkan konsentrasi, melatih kesabaran, dan memunculkan rasa percaya diri pada warga binaan. “Dengan memiliki keterampilan ini, mereka tidak lagi merasa terpinggirkan. Sebaliknya, mereka merasa bangga karena mampu menghasilkan karya yang bermanfaat,” ungkap Ricky.
- Penulis: Adilman Zai