Panen tersebut merupakan hasil pengelolaan lahan pertanian yang dikerjakan langsung oleh para warga binaan sebagai bagian dari program pembinaan kemandirian. Melalui kegiatan ini, warga binaan tidak hanya diberi keterampilan bercocok tanam, tetapi juga didorong untuk berkontribusi dalam mendukung ketahanan pangan internal Rutan.
Kepala Rutan Bengkulu, Yulian Fernando, melalui Kasubsi Pelayanan Tahanan Rafi Rizaldi, menyampaikan bahwa panen kali ini menjadi bukti nyata keberhasilan program pembinaan di bidang pertanian.
“Alhamdulillah, kita berhasil memanen 150 kilogram pakcoy. Ini adalah hasil kerja keras warga binaan yang setiap hari dibimbing oleh petugas. Hasil panen ini kita distribusikan untuk kebutuhan dapur rutan, sebagian dibeli oleh pegawai, dan sebagian lagi dibagikan secara cuma-cuma kepada keluarga warga binaan,” ujar Rafi.
Menurut Rafi, sebagian hasil panen dijual langsung kepada pegawai Rutan sebagai bentuk dukungan terhadap keberlanjutan program. Pendapatan dari penjualan digunakan untuk membeli bibit, pupuk, dan sarana pertanian lain agar kegiatan ini dapat terus berjalan secara mandiri dan berkelanjutan.
Sementara itu, sebagian hasil panen dialokasikan untuk kebutuhan dapur Rutan, guna menambah variasi menu sekaligus memastikan kecukupan gizi warga binaan. Tak hanya itu, sebagian pakcoy juga dibagikan kepada keluarga warga binaan sebagai bentuk apresiasi atas kerja keras mereka, serta mempererat hubungan emosional antara warga binaan dan keluarga.
Lebih lanjut, Rafi menjelaskan bahwa program ini merupakan bentuk implementasi kebijakan akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Agus Andrianto, yang menekankan pentingnya pemberdayaan warga binaan melalui pelatihan dan kegiatan produktif.
Kegiatan panen pakcoy di Rutan Bengkulu ini juga sejalan dengan Asta Cita Presiden Republik Indonesia, terutama dalam mendukung ketahanan pangan nasional dan mencetak sumber daya manusia unggul dan berdaya saing.
“Pembinaan berbasis pemberdayaan ekonomi seperti ini diharapkan menjadi bekal nyata bagi warga binaan setelah kembali ke masyarakat. Mereka bisa hidup mandiri, produktif, dan tidak lagi terlibat dalam tindakan melanggar hukum,” pungkas Rafi.
Melalui keberhasilan panen kali ini, Rutan Kelas IIB Bengkulu terus berupaya menciptakan lingkungan pembinaan yang positif dan produktif. Kegiatan pertanian menjadi salah satu strategi efektif untuk mengasah keterampilan praktis, membangun etos kerja, serta menanamkan nilai kemandirian bagi para warga binaan.
Panen pakcoy tersebut tidak hanya membawa manfaat ekonomi, tetapi juga menjadi simbol perubahan positif dan harapan baru bagi warga binaan untuk berkontribusi bagi masyarakat setelah bebas nanti.

