Serba-serbi NB.1.8.1: Varian Baru di Balik Lonjakan Kasus Covid-19 Global
- account_circle dicky
- calendar_month Kam, 5 Jun 2025
- visibility 17
- comment 0 komentar

Ilustrasi, Varian Baru Covid-19, NB.1.8.1 (Doc: Freepik)
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengklasifikasikan varian baru virus corona, yakni NB.1.8.1 sebagai varian yang berada dalam pemantauan. Hal ini karena tingkat penyebarannya yang cenderung lebih cepat dari varian sebelumnya.
Meskipun memiliki tingkat penyebaran yang lebih cepat, WHO menyatakan bahwa sejauh ini tidak ada bukti yang menunjukkan varian Covid-19 ini menyebabkan gejala yang lebih parah dibandingkan varian lainnya.
NB.1.8.1 pertama kali terdeteksi pada 22 Januari 2025 dan merupakan turunan dari varian hasil penyilangan atau rekombinan XDV.1.5.1. Varian ini telah menyebar ke lebih dari 22 negara, antara lain Cina, Amerika Serikat (AS), Thailand, Inggris, Irlandia, dan Australia. Adapun Thailand melaporkan lebih dari 250.000 kasus varian NB.1.8.1, dengan wilayah Ibu Kota Bangkok serta Chonburi sebagai daerah yang paling terdampak. Uraian singkat mengenai varian NB.1.8.1 sebagai berikut:
Gejala Umum dan Durasi Gejala
Keluhan umum yang dilaporkan mirip dengan varian Omicron lainnya, termasuk demam, batuk, sakit tenggorokan, hidung tersumbat hingga sakit kepala. Durasi gejala Covid-19 varian NB.1.8.1 umumnya mirip dengan varian Omicron sebelumnya, yaitu sekitar 5 sampai 10 hari pada kasus ringan hingga sedang.
Melansir pemberitaan CBS News pada 27 Mei lalu, NB.1.8.1 tidak menyebabkan penyakit yang lebih parah dibandingkan varian terdahulu, meskipun memiliki potensi penularan yang lebih tinggi.
Asisten Profesor Pediatri di School of Medicine di Case Western Reserve University, Amerika Serikat, Amy Edwards, menyampaikan bahwa varian corona NB.1.8.1 menempel lebih erat pada sel manusia. “Yang berarti lebih mudah menular. Namun, itu tidak berarti menyebabkan infeksi yang lebih parah,” kata Amy Edwards.
Tindakan Pencegahan
WHO merekomendasikan masyarakat agar meningkatkan frekuensi penggunaan masker di tempat umum dan menjaga jarak sosial minimal 1 meter. Selain itu, fasilitas ventilasi ruangan yang baik dan vaksin dosis booster terutama bagi kelompok rentan penting untuk menekan tingkat penyebaran NB.1.8.1.
Selanjutnya, penerapan protokol kesehatan seperti rutin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau menggunakan hand sanitizer berbasis alkohol juga dinilai ampuh untuk membunuh virus yang menempel di tangan.
Masyarakat yang merasa mengalami gejala seperti demam, batuk, hingga sesak napas diharap dapat berinisiatif untuk segera mengisolasi diri dan berkonsultas dengan tenaga medis.
Kasus di Thailand hingga Australia Naik
Thailand melaporkan adanya peningkatan kasus Covid-19 yang disebabkan oleh NB.1.8.1 mencapai 41.283 kasus baru per 30 Mei. Jumlah tersebut menambah total kasus covid di Thailand tahun ini menjadi 257.280 kasus, dengan total kematian 52 jiwa.
Wilayah metropolitan seperti Bangkok dan Chonburi menjadi dua kawasan dengan tingkat infeksi tertinggi yang menyasar orang dewasa usia kerja, pelajar, anak-anak, dan populasi lansia.
Wakil Juru Bicara Pemerintah Thailand, Anukool Pruksanusak, menghimbau masyarakat untuk memantau situasi dengan saksama, terutama karena varian NB.1.8.1 terus menyebar dengan cepat di berbagai wilayah.
Dalam sebuah pernyataan pada Sabtu, 31 Mei lalu, Anukool mengimbau masyarakat untuk membatasi aktivitas yang meningkatkan risiko infeksi. Kegiatan tersebut antara lain mencuci tangan secara teratur, memakai masker di tempat ramai hingga vaksinasi.
Australia juga melaporkan tren peningkatan kasus Covid-19 pada akhir Mei. Melansir artikel The Guardian pada 30 Mei lalu, kasus varian NB.1.8.1 berkisar dari kurang dari 10% di Australia Selatan hingga lebih dari 40% di Victoria sejak termin pemantauan pada 6 Mei di seluruh Australia. Hasil pengawasan air limbah di Perth menunjukkan bahwa NB.1.8.1 kini menjadi varian dominan di Australia.
NB.1.8.1 juga telah menyebar secara dominan di Hong Kong dan Cina sejak akhir April. Pemerintah Hong Kong pun telah merilis himbauan kepada warganya untuk segera vaksin booster.
Pemerintah Hong Kong juga meminta masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan sekaligus penyiapan rumah sakit dan melakukan pemantauan kesehatan masyarakat melalui pengawasan air limbah.
Infeksi Covid-19 di Hong Kong dilaporkan telah mengalami penurunan sejak pekan ke-20 atau periode 11-17 Mei 2025 hingga 8,24%. Adapun jumlah kasus mingguan pada 18-24 Mei berada di 846 kasus.
Situasi di Indonesia
Kementerian Kesehatan mencatat ada tujuh orang positif Covid-19 pada tanggal 25-31 Mei 2025 atau pekan ke-22 tahun ini. Adapun secara keseluruhan terdapat 72 kasus Covid-19 sejak awal tahun.
Juru Bicara Kemenkes, Widyawati, mengatakan persentase hasil tes yang positif atau positivity rate pada pekan ke-22 mencapai 2,05%. Hal ini berarti ada dua orang positif Covid-19 dari 100 orang yang diperiksa. “Total 72 kasus di tahun 2025,” kata Widyawati lewat pesan singkat WhatsApp pada Selasa (3/6).
Widyawati melanjutkan, positivity rate tertinggi pada tahun ini terjadi pada pekan ke-19 atau dalam periode 5-11 Mei sebesar 3,62%. Kemenkes mencatat peningkatan kasus terkonfirmasi Covid-19 mulai naik sejak pekan 17 hingga pekan ke-19, dengan tingkat sebaran terbanyak di Banten, Jakarta, dan Jawa Timur.
- Penulis: dicky