WBP Lapas Wahai Isi Libur Dengan Membaca, Tingkatkan Literasi
- account_circle dicky
- calendar_month
- visibility 18
- comment 0 komentar

WBP Lapas Wahai manfaatkan waktu luang dengan membaca. Aktivitas ini penting untuk pembinaan dan peningkatan pengetahuan. (Dok: Humas Lapas Wahai)
PAStime News, Wahai – Suasana berbeda terlihat di Lapas Kelas III Wahai pada Minggu (14/9). Sejumlah WBP Lapas Wahai tampak asyik membaca buku di Beranda Mesra usai mengikuti ibadah Minggu. Aktivitas ini di pilih sebagai cara mengisi waktu luang secara positif. Selain itu, ini sekaligus mendorong kesehatan mental dan spiritual.
Kegiatan membaca tersebut di manfaatkan sebagai sarana peningkatan literasi, sekaligus memperluas wawasan serta merangsang daya pikir para WBP Lapas Wahai.
Kepala Lapas Wahai, Tersih Victor Noya, turut menyampaikan apresiasinya saat memantau langsung suasana tersebut. Ia menyebutkan bahwa penggunaan waktu dengan kegiatan positif seperti membaca sangat di harapkan sebagai bagian dari pembinaan.
“Pemandangan ini menunjukkan bahwa pembinaan berjalan dengan baik. Perpustakaan disediakan sebagai ruang positif untuk membentuk karakter mereka,” jelas Tersih.
Ia menegaskan bahwa pihak Lapas telah menyediakan perpustakaan sebagai wujud komitmen terhadap layanan Pemasyarakatan. Meski ruang perpustakaan masih terbatas, petugas telah mengatur koleksi buku berdasarkan standar internasional Dewey Decimal Classification (DDC) untuk memudahkan akses dan pengelolaan.
Sebagai informasi, sistem DDC membagi pengetahuan ke dalam 10 kategori utama. Mulai dari Ilmu Komputer hingga Sejarah. Pengelolaan koleksi pun telah di bantu oleh beberapa Warga Binaan yang di tunjuk sebagai pustakawan internal.
“Dengan sistem ini, pencarian buku lebih tertata. Saya mempelajari DDC secara otodidak agar sistem perpustakaan berjalan optimal,” tambah Kalapas.
WBP, AT, langsung merasakan manfaat perpustakaan. Setelah di diagnosis hipertensi oleh perawat Lapas Wahai, ia menemukan buku tentang pengobatan herbal dan merasa terbantu karena buku tersebut memberinya alternatif selain obat kimia.
Warga Binaan lain, ZK, merasa termotivasi setelah membaca buku tentang kewirausahaan. Ia berharap dapat menerapkan ilmu tersebut untuk membangun usaha bersama keluarganya setelah bebas nanti.
Dari tempat terpisah, apresiasi juga di berikan oleh Kepala Kantor Wilayah Maluku, Ricky Dwi Biantoro. Ia menilai inisiatif literasi tersebut mencerminkan komitmen kuat Lapas Wahai. Komitmen ini bertujuan dalam mendorong pembinaan kepribadian berbasis intelektual.
“Meskipun fasilitas terbatas, semangat belajar Warga Binaan luar biasa. Ini patut diapresiasi dan terus dikembangkan,” tuturnya.
Lebih lanjut, Ricky juga mengingatkan jajaran Lapas Wahai untuk terus menerapkan nilai-nilai PRIMA (Profesional, Responsif, Integritas, Modern, dan Akuntabel) dalam pelaksanaan pembinaan.
Dengan terus digalakkannya kegiatan membaca, Lapas Wahai berharap minat literasi dapat ditumbuhkan secara berkelanjutan. Literasi tidak hanya menjadi bekal pengetahuan, tetapi juga harapan dan motivasi saat para WBP kembali menjalani kehidupan di tengah masyarakat.
- Penulis: dicky