Kolaborasi Lapas Atambua dan PKBM Deflobamorata: Ciptakan Kesempatan Kedua bagi Warga Binaan Melalui Pendidikan Nonformal
- account_circle Adilman Zai
- calendar_month
- visibility 17
- comment 0 komentar

PAStime News, Atambua – Semangat belajar dan memperbaiki diri terus ditunjukkan oleh Warga Binaan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Atambua. Pada Senin (3/11), para Warga Binaan dengan antusias mengikuti sesi pembelajaran nonformal hasil kolaborasi antara Lapas Atambua dengan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Deflobamorata Atambua.
Kepala Lapas Atambua, Bambang Hendra Setyawan, menjelaskan bahwa pendidikan nonformal merupakan bagian penting dari program pembinaan dan rehabilitasi Warga Binaan.
“Proses rehabilitasi dapat dilihat dari upaya kami memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi Warga Binaan untuk menempuh pendidikan. Dari yang sebelumnya belum bisa menulis atau membaca, kini mereka dapat belajar mengenal huruf, angka, dan nilai-nilai kehidupan. Semoga ilmu yang diperoleh menjadikan mereka pribadi yang berguna bagi keluarga, masyarakat, dan bangsa,” ujarnya.
Kegiatan yang dilaksanakan di Media Center Lapas Atambua ini berfokus pada dua materi utama, yakni Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) dan kelas keaksaraan dasar.
Pada sesi pertama, Intan, selaku tutor dari PKBM Deflobamorata, memberikan pembelajaran tentang nilai-nilai kewarganegaraan, hak dan kewajiban, serta pentingnya menaati hukum dan etika sosial.
“Kesadaran berbangsa dan bernegara sangat penting sebagai bekal reintegrasi sosial. Diharapkan, Warga Binaan dapat menjadi individu yang bertanggung jawab dan berkarakter kuat ketika kembali ke masyarakat,” jelas Intan.
Sesi berikutnya diisi oleh tutor Desi, yang membimbing para peserta dalam kelas keaksaraan dasar, menggunakan media peraga suku kata agar mudah dipahami.
“Pembelajaran ini membantu Warga Binaan yang belum lancar membaca atau menulis untuk memahami huruf dan angka. Dengan kemampuan dasar ini, mereka dapat membuka peluang lebih luas dalam mengikuti pelatihan keterampilan dan mempersiapkan diri menjadi wirausaha setelah bebas nanti,” tutur Desi.
Salah satu peserta, Daud, mengaku bahwa pendidikan yang diberikan di Lapas menjadi titik balik penting dalam hidupnya.
“Pendidikan ini bukan sekadar mengisi waktu, tetapi harapan besar bagi kami. Kami ingin membawa ilmu yang kami dapat untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan tidak mengulangi kesalahan yang sama,” ungkapnya dengan penuh semangat.
Melalui kolaborasi dengan PKBM Deflobamorata, Lapas Atambua terus membuktikan bahwa proses pembinaan Warga Binaan membutuhkan sinergi lintas sektor, termasuk peran aktif masyarakat. Pendekatan ini menegaskan bahwa Warga Binaan adalah bagian dari masyarakat yang perlu diberi kesempatan untuk memperbaiki diri dan berkontribusi kembali setelah menjalani masa pidana.
- Penulis: Adilman Zai
