Lapas Sragen Go International, Coco Rope Tembus Pasar Belgia
- account_circle dicky
- calendar_month 4 jam yang lalu
- visibility 6
- comment 0 komentar

Lapas Sragen raih prestasi dengan ekspor Coco Rope ke Belgia, hasil karya warga binaan yang mendukung kemandirian ekonomi. (Dok: Humas Lapas Sragen)
PAStime News, Sragen – Lapas Kelas IIA Sragen kembali menorehkan prestasi membanggakan. Pada Rabu (30/07), Kepala Kantor Wilayah Ditjen Pemasyarakatan Jawa Tengah, Mardi Santoso, secara simbolis melepas ekspor perdana Coco Rope ke Belgia. Produk berupa tali sabut kelapa ini merupakan hasil karya warga binaan yang telah melalui proses pembinaan produktif.
Warga binaan merancang Coco Rope, mainan ramah lingkungan berkualitas internasional, yang menandai kontribusi Lapas dalam mendorong kemandirian ekonomi.
“Ini bukti konkret bahwa warga binaan tidak hanya bisa berkarya, tetapi juga menghasilkan produk bernilai ekonomi tinggi dan layak ekspor. Program ini juga sejalan dengan akselerasi pemberdayaan warga binaan sebagai bagian dari UMKM unggulan,” ujar Mardi dalam sambutannya.
Di sisi lain, pelepasan ekspor ini juga mendapat dukungan luas dari berbagai pihak. Forkopimda Sragen, para pemangku kepentingan, serta kepala UPT Pemasyarakatan se-Karesidenan Surakarta turut hadir dalam kegiatan tersebut. Warga binaan perempuan menyambut acara dengan pertunjukan seni Tari Gambyong, simbol keberhasilan pembinaan vokasional dan budaya.
Tak hanya menghadiri secara seremonial, Mardi juga meninjau langsung proses produksi Coco Rope. Ia mengamati setiap tahapan, mulai dari pengolahan sabut kelapa hingga pengemasan akhir, sambil menyampaikan apresiasi atas keterlibatan aktif warga binaan dan kualitas hasil kerja mereka.
“Pencapaian ini harus menjadi pemantik semangat bagi seluruh jajaran Pemasyarakatan di Jawa Tengah. Kita ingin menjadikan Pemasyarakatan sebagai ruang pemberdayaan dan transformasi, bukan sekadar tempat menjalani hukuman,” tegasnya.
Sementara itu, Kalapas Sragen, Mohamad Maolana, menjelaskan bahwa ekspor ini merupakan hasil dari sinergi erat antara lapas, warga binaan, dan mitra usaha. Melalui pendampingan intensif, seluruh proses produksi di jalankan secara profesional dan berkelanjutan.
“Coco Rope membuktikan bahwa pembinaan yang tepat dapat melahirkan produk yang kompetitif dan berdampak nyata. Harapan kami, pencapaian ini bisa memotivasi warga binaan lainnya untuk terus berkembang dan berkontribusi positif,” jelas Maolana.
Dengan demikian, lewat ekspor Coco Rope, Lapas Sragen tidak hanya menunjukkan keberhasilan pembinaan, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru. Produk karya warga binaan ini membuktikan bahwa institusi pemasyarakatan dapat menjadi pusat pemberdayaan yang berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional hingga ke tingkat global.
- Penulis: dicky