Kegiatan ini merupakan bagian dari program pembinaan rohani yang menjadi rutinitas harian di Lapas Cilacap. Para Warga Binaan perempuan mengikuti kegiatan mengaji bersama, sekaligus menyetorkan hafalan surat-surat pendek dengan penuh kekhusyukan.
“Program ini tidak hanya fokus pada pendalaman ilmu agama, tetapi juga sebagai sarana refleksi diri dan pembentukan karakter religius,” ujar Yosi Luqman, petugas Blok Perempuan Lapas Cilacap.
Menurut Yosi, kegiatan keagamaan ini menjadi bekal berharga bagi para WBP agar lebih siap menghadapi kehidupan setelah bebas.
“Kami berharap semangat ini terus terjaga, karena menjadi bekal berharga bagi mereka ketika kembali ke tengah masyarakat,” katanya.
Salah satu Warga Binaan perempuan, IR, mengungkapkan rasa syukurnya karena dapat mengikuti kegiatan pembinaan spiritual secara rutin.
“Di luar Lapas belum tentu kami bisa menghafal dan mempelajari Al-Qur’an secara rutin. Di sini kami berkesempatan memperdalam ayat-ayat suci dengan bimbingan yang baik,” tuturnya dengan penuh haru.
“Kegiatan ini memberikan keteduhan sekaligus ketenangan hati bagi kami,” tambahnya dengan mata berkaca-kaca.
Program keagamaan ini menjadi bagian dari upaya Lapas Cilacap dalam mewujudkan tujuan Pemasyarakatan, yakni membentuk individu yang sadar akan kesalahan, bertanggung jawab, serta siap kembali dan berkontribusi positif di masyarakat.
Dengan semangat kebersamaan dan lantunan ayat suci yang mengalun setiap sore, suasana teduh di Lapas Cilacap menjadi simbol harapan baru bahwa meski berada di balik jeruji, nilai-nilai spiritual, kedamaian, dan keimanan tetap bisa tumbuh dan bersemi.