Inovasi Pembinaan Warga Binaan di Lapas Samarinda Lewat Ketahanan Pangan & UMKM
- account_circle dicky
- calendar_month
- visibility 7
- comment 0 komentar

Lapas Samarinda menghadirkan inovasi pembinaan warga binaan melalui program hidroponik, perikanan, dan pelatihan UMKM. (Dok: Humas Lapas Samarinda)
PAStime News, Samarinda — Lapas Kelas II Samarinda mulai mengubah citra lembaga pemasyarakatan yang selama ini identik dengan hukuman dan pembatasan. Melalui berbagai program pembinaan produktif, pihak lapas menanamkan semangat kemandirian dan harapan kepada warga binaan.
Sebagai bagian dari 13 Program Akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, warga binaan di arahkan untuk terlibat aktif di sektor UMKM dan ketahanan pangan. Dengan demikian, lapas tak lagi sekadar menjadi tempat menjalani hukuman. Ini juga menjadi ruang pembelajaran dan pemberdayaan keterampilan hidup.
Di area pembinaan, deretan pot hidroponik berisi tomat dan terong tampak rapi di susun. Ini berdampingan dengan kolam yang di penuhi ribuan ikan lele siap panen. Pemandangan ini menjadi bukti nyata bahwa produktivitas dapat tumbuh bahkan di balik tembok lembaga pemasyarakatan.
Menurut Kasubsi Sarana Kerja Lapas Kelas II Samarinda, Efaldi Butar Butar, kegiatan tersebut di jalankan sebagai bentuk dukungan terhadap program akselerasi. Fokusnya adalah pada ketahanan pangan.
“Sebagai bentuk dukungan terhadap program akselerasi menteri, telah dilakukan pembinaan hidroponik dengan 150 pot terong dan 150 pot tomat. Selain itu, sebanyak 6.000 bibit lele juga telah disiapkan, dan sekitar 200 kilogram akan dipanen dalam waktu dekat,” ujar Efaldi.
Pihak Lapas menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan menumbuhkan rasa tanggung jawab dan kepercayaan diri warga binaan. Melalui pembinaan yang terarah, Lapas membekali mereka dengan kemampuan mengelola hasil secara mandiri dan berkelanjutan.
Lapas Kelas II Samarinda juga mengembangkan program industri kreatif serta pelatihan keterampilan tangan. Pihak lapas menyediakan berbagai pelatihan agar warga binaan mampu menghasilkan produk bernilai ekonomi, mulai dari perabotan rumah tangga hingga kerajinan tangan.
Kasubsi Bimbingan Kerja dan Pengelola Hasil Kerja, Ali Yunus, menuturkan bahwa pelatihan di berikan secara menyeluruh.
“Pelatihan kami lengkapi dengan sertifikasi, branding, hingga strategi pemasaran agar setiap karya memiliki nilai jual tinggi. Beberapa produk seperti lemari dan sofa kini sedang dikerjakan untuk memenuhi permintaan masyarakat,” jelasnya.
Melalui beragam kegiatan tersebut, Lapas Kelas II Samarinda menegaskan kembali makna pemasyarakatan. Tujuannya bukan untuk menghukum, tetapi membina. Kini, lembaga ini bertransformasi menjadi pusat pemberdayaan dan kemandirian. Tempat warga binaan disiapkan untuk kembali ke masyarakat sebagai individu yang produktif dan bertanggung jawab.
Dari tanaman hidroponik hingga hasil karya perabotan, dari pembinaan hingga kemandirian, semua diupayakan dengan satu tujuan — mewujudkan warga binaan yang siap berkontribusi bagi bangsa dan masyarakat.
- Penulis: dicky
