Program ini merupakan bagian dari kegiatan kerja dan pemberdayaan warga binaan, hasil kerja sama dengan Frandy Farm Lobster Air Tawar.
Kepala Lapas Kelas I Bandar Lampung, Ike Rahmawati, mengatakan bahwa inisiatif ini menjadi langkah strategis untuk memperkuat ketahanan pangan nasional sekaligus membuka peluang komoditas unggulan masa depan.
“Lobster bukan hanya komoditas ekspor, tapi juga bagian dari upaya memperkuat ketahanan pangan melalui pemberdayaan warga binaan,” ujar Ike Rahmawati.
Program budidaya ini diinisiasi langsung oleh Kepala Bidang Kegiatan Kerja bersama tim Giatja Lapas, yang akan memberikan pendampingan intensif kepada warga binaan. Mulai dari proses pembesaran, perawatan, hingga pemasaran lobster, seluruh tahapan akan diawasi secara profesional.
Kalapas Ike Rahmawati juga menyampaikan apresiasi terhadap Frandy Farm yang turut memberikan pendampingan teknis penuh, termasuk pemilihan benih unggul dan pengelolaan kolam pemeliharaan. Langkah ini diharapkan mampu menciptakan model pembinaan produktif yang berkelanjutan, serta meningkatkan keterampilan dan kemandirian warga binaan.
Kegiatan budidaya lobster air tawar ini menjadi bagian dari program UMKM warga binaan yang dijalankan Lapas Kelas I Bandar Lampung. Selain untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan, kegiatan ini juga selaras dengan program ketahanan pangan di lingkungan UPT Pemasyarakatan.
Dengan kerja sama ini, Lapas Kelas I Bandar Lampung menegaskan komitmennya dalam menghadirkan program pembinaan yang produktif dan bernilai ekonomi tinggi, sekaligus mendukung visi Kementerian Hukum dan HAM dalam menciptakan lapas yang mandiri dan berdaya saing.

