Lanjutkan Pertanian Kompos Organik WB Lapas Saparua Terapkan Metode Campur, Tabur, Siram
- account_circle dicky
- calendar_month
- visibility 19
- comment 0 komentar

Lapas Saparua menunjukkan komitmen pada pertanian berkelanjutan melalui program pengolahan kompos organik untuk lahan pertanian yang subur. (Dok: Humas Lapas Saparua)
PAStime News, Saparua, Maluku – Lapas Kelas III Saparua yang berada di bawah naungan Kanwil Pemasyarakatan Maluku kembali menunjukkan komitmennya terhadap pertanian berkelanjutan. Pada Jumat (03/10/2025), para warga binaan melanjutkan program pengolahan kompos organik. Program ini bagian dari kegiatan pembinaan.
Pada tahap lanjutan ini, petugas dan warga binaan mencampurkan bahan-bahan organik seperti kotoran sapi, ampas kayu, dan tanah hitam secara merata. Proses ini merupakan kelanjutan dari tahap pengumpulan bahan sebelumnya. Selain itu, di lengkapi dengan pasokan kotoran sapi segar yang di kirimkan pada hari yang sama.
Setelah mencampur bahan organik, petugas dan warga binaan langsung menaburkan kompos di lahan pertanian. Lahan ini sudah di tanami sayuran seperti kangkung, pakcoy, dan sawi. Mereka kemudian menyiram lahan tersebut untuk mempercepat penyerapan unsur hara ke dalam tanah.
Melalui metode sederhana “campur, tabur, siram”, mereka berupaya meningkatkan kesuburan tanah secara alami tanpa menggunakan bahan kimia.
“Selain teknis, metode ini memiliki nilai edukatif. Warga binaan diajarkan mengelola limbah menjadi sesuatu yang berguna,” terang Ellen D. Anakotta, Kasubsi Pembinaan Lapas Saparua.
Tidak hanya menyuburkan lahan, kegiatan ini juga dipandang sebagai sarana membentuk kesadaran lingkungan di kalangan warga binaan. Hal itu di sampaikan oleh Kalapas Saparua, Pramuaji Buamonabot, yang menegaskan bahwa pembinaan harus mampu memberi dampak langsung.
“Pertanian organik tidak hanya menghasilkan pangan sehat, tapi juga membekali warga binaan dengan keterampilan nyata,” ujarnya.
Apresiasi turut di sampaikan oleh Kakanwil Pemasyarakatan Maluku, Ricky Dwi Biantoro, atas keberlanjutan kegiatan ini.
“Pengolahan kompos di Lapas Saparua menjadi contoh nyata pembinaan yang produktif dan ramah lingkungan. Ini bisa menjadi inspirasi bagi lapas lain maupun masyarakat sekitar,” ungkap Ricky.
Melalui pendekatan berbasis pertanian organik, Lapas Saparua tidak hanya mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia, tetapi juga mendorong pembinaan berkelanjutan yang berbasis lingkungan. Model ini memperkuat komitmen pemasyarakatan untuk memberikan keterampilan hidup dan kemandirian kepada para warga binaan.
- Penulis: dicky