Karya Bermakna: Warga Binaan Rutan Ambon Hadirkan Fasilitas Gratis
- account_circle Adilman Zai
- calendar_month Jum, 29 Agu 2025
- visibility 13
- comment 0 komentar

Rutan Kelas IIA Ambon hadirkan fasilitas gantungan payung dan jas hujan buatan Warga Binaan sebagai bentuk inovasi dan hasil pembinaan kemandirian. (Web: Ditjenpas)
PAStime News, Ambon – Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIA Ambon terus berinovasi dalam memberikan pelayanan terbaik. Tak hanya untuk Warga Binaan, tetapi juga bagi para pengunjung. Salah satu inovasi terbaru yang mencuri perhatian adalah fasilitas gantungan payung dan penyediaan jas hujan yang di buat langsung oleh Warga Binaan sebagai kontribusi nyata dari hasil pembinaan kemandirian.
“Kami ingin menunjukkan pembinaan di Rutan Ambon bukan sekadar teori. Lewat fasilitas kecil seperti ini, Warga Binaan belajar untuk peduli, peka terhadap kebutuhan orang lain dan merasa karya mereka bisa bermanfaat,” ujar Kepala Rutan Ambon, Ferdika Canra, Kamis (28/8).
Fasilitas ini hadir sebagai respons terhadap kondisi cuaca di Ambon yang sering tidak menentu. Gantungan payung kini tersedia di area depan ruang kunjungan, lengkap dengan jas hujan yang dapat di gunakan secara gratis oleh pengunjung yang datang saat hujan turun. Semuanya merupakan hasil kreativitas dan kerja tangan para Warga Binaan yang tergabung dalam program kegiatan kerja di Rutan.
Fasilitas ini di buat menggunakan bahan sederhana dan ramah lingkungan. Gantungan payung di buat dari pipa bekas dan kayu hasil daur ulang. Proses pembuatannya di lakukan di bengkel kerja Rutan, bersamaan dengan program unggulan lainnya, seperti produksi kursi sofa yang tengah berkembang sebagai penguatan UMKM.
Menurut Ferdika, seluruh kegiatan ini merupakan strategi pembinaan berbasis keterampilan dan kemandirian ekonomi yang berorientasi pada masa depan Warga Binaan setelah mereka kembali ke masyarakat. “Kami ingin Warga Binaan kami kembali ke masyarakat dengan percaya diri, punya keterampilan, dan mandiri secara ekonomi. Kalau sekarang mereka bisa buat sofa, gantungan payung, bahkan melayani kebutuhan pengunjung, itu semua bekal hidup yang berharga,” tambahnya.
Salah satu Warga Binaan inisial CP mengungkapkan rasa bangganya atas karya yang ia hasilkan. “Biasanya orang hanya lihat kami sebagai pelanggar hukum, tapi sekarang pengunjung bisa menggunakan hasil karya kami. Itu bikin saya merasa lebih di hargai,” ucapnya.
Langkah sederhana ini menjadi bukti perubahan bisa di mulai dari hal kecil. Keberadaan fasilitas ini tidak hanya memudahkan pengunjung, tetapi juga membangun jembatan emosional antara Warga Binaan dan masyarakat luar. Rutan Ambon berharap program serupa terus di kembangkan. Tidak hanya untuk aspek pelayanan, tetapi juga sebagai media pembinaan karakter dan empati bagi Warga Binaan.
- Penulis: Adilman Zai