Wali Kota Bandung Dorong Pelestarian Angklung Lewat Literasi dan Arsip Budaya
- account_circle dicky
- calendar_month 5 jam yang lalu
- visibility 3
- comment 0 komentar

Wali Kota Bandung menegaskan pentingnya pelestarian angklung sebagai warisan budaya dunia dalam diskusi budaya terbaru. (Dok: Diskominfo Kota Bandung)
PAStime News, Bandung – Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, kembali menegaskan upaya pelestarian angklung sebagai warisan budaya dunia. Dalam sebuah diskusi budaya yang di gelar bersama Taufik Hidayat Udjo (Kang Opik) dari Saung Angklung Udjo, ia menyebut literasi sebagai sarana strategis untuk menjaga eksistensi angklung di tengah masyarakat.
Pemerintah Kota Bandung menggelar acara ini sebagai bentuk dukungan terhadap angklung. UNESCO telah menetapkan angklung sebagai Warisan Budaya Tak Benda Dunia.
Dalam diskusi tersebut, Wali Kota Bandung, Farhan menegaskan bahwa sekolah, komunitas, dan panggung seni perlu melaksanakan kegiatan “ngangklung” setiap hari sebagai salah satu syarat dari penetapan tersebut.
“Pemerintah wajib memastikan kegiatan ini terus berlangsung. Angklung bukan hanya milik masa lalu, tapi identitas budaya Bandung hari ini,” ujar Farhan.
Sebagai bentuk nyata dukungan, Farhan menyampaikan bahwa Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Bandung akan menyediakan layanan khusus. Layanan ini untuk menyimpan arsip seni angklung.
Melalui program ini, Dinas Kearsipan dan Perpustakaan akan mencatat setiap karya musik angklung, memberi stempel tanggal penerimaan, dan menyimpannya. Ini menjadi bukti resmi yang dapat di jadikan pegangan hukum dalam sengketa hak cipta.
“Kota kreatif harus didukung dengan dokumentasi sejarah yang kuat,” tegasnya.
Lebih lanjut, di sampaikan pula bahwa edukasi budaya angklung perlu di lakukan secara berulang (drill) agar generasi muda memahami makna dan nilai-nilai di balik alat musik tradisional tersebut.
“Dengan pengulangan, pemahaman akan melekat. Setiap rumah di Bandung harus tahu makna angklung,” tambah Farhan.
Sementara itu, Kang Opik menambahkan bahwa angklung membawa nilai harmoni, toleransi, di siplin, dan kerja sama, yang harus terus di kenalkan ke publik.
Ia juga menyampaikan apresiasi kepada Wali Kota Farhan, yang di nilainya telah konsisten mendukung pelestarian angklung, bahkan sejak masa pandemi.
“Pak Farhan membeli angklung saat pandemi bukan karena jumlah, tapi karena kepedulian. Itulah pemimpin yang peduli budaya,” ujarnya.
Namun di tengah upaya pelestarian tersebut, Kang Opik turut menyoroti pentingnya kondusivitas Kota Bandung. Ia mengungkapkan bahwa beberapa kunjungan wisatawan asing baru-baru ini di batalkan. Hal ini akibat pemberitaan negatif di media sosial. Meski begitu, kondisi sebenarnya aman.
“Citra kota harus dijaga. Wisata tak akan hidup jika rasa aman tidak dirasakan. Maka, kita semua perlu ikut menyebarkan berita baik,” pesannya.
- Penulis: dicky