Lapas Pangkalpinang Sukses Ubah Lahan Marginal Jadi Kebun Produktif, Panen 19 Kg Bibit Ubi Cilembu
- account_circle Adilman Zai
- calendar_month
- visibility 44
- comment 0 komentar

Lapas Kelas IIA Pangkalpinang berhasil memanen 19 kilogram bibit ubi cilembu, Kamis (2/10). (Dok: Humas Lapas Pangkalpinang)
PAStime News, Pangkalpinang – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Pangkalpinang berhasil memanfaatkan lahan marginal seluas 20 meter persegi menjadi lahan produktif dengan memanen 19 kilogram bibit ubi cilembu, Kamis (2/10). Lahan yang berada di antara blok A dan area karantina ini sebelumnya tergolong tidak subur dan jarang di gunakan.
Lahan marginal di kenal sebagai lahan dengan tingkat kesuburan rendah dan tantangan drainase yang ekstrem. Namun hal tersebut tak menjadi penghalang bagi Lapas Pangkalpinang untuk mengoptimalkan potensi lahan terbatas yang ada.
Kepala Lapas Kelas IIA Pangkalpinang, Sugeng Indrawan, menjelaskan bahwa penanaman ubi cilembu ini di lakukan sebagai uji coba pemanfaatan lahan tidak produktif yang ada di lingkungan lapas.
“Ini baru sebatas uji coba, namun hasilnya cukup menjanjikan untuk pengembangan ke depan,” ungkap Sugeng.
Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa ubi cilembu umumnya tumbuh optimal di lahan dataran rendah dengan pH tanah antara 5,5 hingga 7,5 serta tanah yang gembur dan memiliki drainase baik. Hasil panen menunjukkan varietas ini tetap tumbuh di lahan marginal dengan perawatan dan metode tepat.
“Kami akan memanfaatkan isi dan batang ubi ini untuk pembibitan lanjutan,” tambahnya.
Kegiatan budidaya ini juga melibatkan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) yang mendapat bimbingan langsung dari petugas Lapas. Salah satunya adalah anggota regu jaga, Rio Febrian, yang bertugas sebagai pengawas kegiatan budidaya.
“Kegiatan ini memberi pengalaman baru bagi warga binaan sekaligus jadi sarana pembelajaran pertanian yang bermanfaat,” ujar Rio.
WBP berinisial S mengungkapkan rasa bangganya dapat terlibat dalam program ini. Ia merasa kegiatan tersebut tidak hanya menambah keterampilan bertani, tapi juga membuka pandangan baru mengenai pemanfaatan lahan tidak subur.
“Selain menambah pengetahuan, ini pengalaman baru bagi kami dalam mengelola lahan yang sebelumnya di anggap tidak berguna,” ungkapnya.
Program ini merupakan bagian dari kegiatan pembinaan kemandirian yang terus di kembangkan oleh Lapas Pangkalpinang. Dengan memanfaatkan setiap jengkal lahan, Lapas berharap mampu menciptakan lingkungan yang lebih produktif dan mendidik bagi seluruh WBP.
Lapas Kelas IIA Pangkalpinang berkomitmen untuk menjadi model lapas produktif dan inovatif, serta terus mengembangkan program pembinaan berbasis agrikultur yang memberikan manfaat nyata, baik bagi warga binaan maupun masyarakat setelah masa pidana mereka selesai.
- Penulis: Adilman Zai